Kumbanews.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani dikabarkan akan berutang lagi. Utang kali ini karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit.
Sedangkan kekurangan anggaran negara terus meningkat dari bulan ke bulan jelang akhir tahun. Defisit pun terus melebar karena kondisi perekonomian global dan domestik sama-sama mendapat tekanan.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menyebutkan memang secara prinsip berhutang bukanlah satu hal terlarang untuk dilakukan siapapun.
Utang bukan hal buruk asal untuk yang terukur dan dengan mitigasi yangg tepat,” ujar Mardani dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/10).
Meski demikian, kata dia, dalam konteks kedaulatan dan pembangunan nasional. Maka pemerintah perlu berpikir dua kali untuk menjadikan utang negara sebagai solusi.
“Tapi membesarkan hutang (bagi pemerintah) bukan alternatif yang bijak,” ungkapnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani memberi lampu hijau untuk menerbitkan surat utang berdenominasi valuta asing (valas) atau global bond yang ditawarkan ke investor asing. Penerbitan surat itu akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sri berkilah, penerbitan global bond karena mempertimbangkan kondisi tingkat bunga acuan dunia yang tengah menurun. Kondisi ini memungkinkan pemerintah bisa menarik utang dengan tingkat bunga yang lebih rendah kepada pemberi utang.
“Secara internasional suku bunga sangat rendah. Jadi ini akan memberikan opportunity pada kita untuk mencari pembiayaan paling baik bagi kita,” ucap Sri Mulyani beberapa waktu yang lalu di Kompleks Istana Kepresidenan.(RM)