Kumbanews.com – Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jakarta ternoda oleh perbuatan arogan petugas kepolisian terhadap prajurit Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kepolisian telah meminta maaf atas perlakuan tak baik dan kasar yang dilancarkan anggota Polres Metro Jakarta Barat terhadap prajurit Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di lokasi penyekatan Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Daan Mogot, Kalideres.
“Namanya di lapangan dinamikanya macam-macam. Anggota kita juga salah, kita terlalu kasar. Intinya seperti itu, jangan arogan dan sewenang-wenang,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Ady Wibowo.
Tak cuma meminta maaf, kepolisian juga langsung menindak anggota polisi berpakaian preman yang telah melakukan perbuatan tak baik dan melontarkan kata-kata kasar kepada prajurit TNI, Praka Izroi Gajah.
“Saya juga sudah meminta maaf secara langsung kepada Komandan Paspampres. Permasalahan sudah selesai dan tetap sinergi TNI-Polri menjaga negeri,” kata Ady.
Semua itu berawal dari upaya petugas gabungan PPKM untuk melakukan penyekatan kendaraan yang akan masuk ke Jakarta. Saat itu Praka Izroi meminta izin untuk melintas karena dia harus segera tiba di markas Paspampres untuk melaksanakan apel pagi.
Namun, kesalahpahaman terjadi, sejumlah anggota polisi malah mengadangnya dan memaksanya turun dari sepeda motor dengan cara yang jauh dari humanis. Praka Izroi ditarik dan dikepung lalu digiring oleh lebih dari lima polisi ke tepi jalan.
Tindakan polisi itu terekam dalam video amatir yang beredar luas di media sosial. Dilansir dari VIVA Militer terlihat jelas ketika itu Praka Izroi mengakui dirinya salah. Bahkan dia tak melakukan perlawanan dan meminta maaf saat diperlakukan kurang baik oleh polisi.
“Saya salah bang, izin bang saya salah bang,” ucap Praka Izroi berkali-kali kepada anggota polisi sembari menundukkan kepala sebagai bentuk permintaan maaf atas kesalahannya.
Namun, walau Praka Izroi berusaha tetap dingin dan sopan menghadapi petugas. Salah satu terlihat petugas terus ngotot dan mendorong tubuh Praka Izroi sembari menghardiknya. “Kalau kamu Paspampres memangnya kenapa kamu,” kata anggota polisi itu.
Tak cuma sekali polisi itu mendorong Praka Izroi. Apalagi ketika dia meminta Praka Izroi untuk menunjukkan kartu anggota TNI. Malah hampir semua polisi yang mengepung mendadak galak dan memaksa Praka Izroi membuka tasnya dan mengeluarkan identitas dirinya.
“Mana kartu anggota mu” kata sejumlah polisi.
“Ada bang,” kata Praka Izroi
“Buka dulu, mana KTA mu” kata polisi ngotot.
Dalam situasi yang memanas itu, sejumlah prajurit TNI yang terlibat dalam petugas gabungan PPKM langsung menghampiri lokasi dan meredakan kondisi dengan cara menengahi kedua pihak.
Lalu Praka Izroi mengambil dompetnya dan mengeluarkan SIM dan menunjukkannya. Tapi, polisi ternyata tak puas dan merampas dompet itu, lalu memeriksa kartu identitas dan KTP Praka Izroi.
Nah ada kejadian aneh saat polisi yang paling ngotot tadi membaca tulisan di KTP Praka Izroi. Sebab, ternyata Praka Izroi tak berbohong, dia benar-benar prajurit Paspampres TNI.
Dari situ terlihat satu persatu dengan senyap anggota polisi yang tadinya begitu kasar mengepung dan menghardik Praka Izroi, lenyap dari lokasi. Satu persatu ngacir menjauhkan diri.
Ada yang melipir ke belakang water cannon, ada yang pergi sembari garuk-garuk kepala. Ada pula polisi lalu lintas yang tadinya ikutan galak, tiba-tiba pergi perlahan sembari mengatur lalu lintas. Hingga akhirnya cuma tersisa si polisi yang merampas dompet Praka Izroi saja dan sejumlah prajurit TNI.
Akhir ketegangan buyar, apalagi setelah Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 06/Kalideres, Kodim 0503/Jakarta Barat, Kapten Inf Abdul Kholik tiba di lokasi dan menegur Praka Izroi.[]