Kumbanews.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah tidak akan kesulitan membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang mencapai Rp116 triliun. Pembayaran akan dilakukan melalui dana hasil sitaan kasus korupsi dan efisiensi anggaran pemerintah pusat.
Menurut Prabowo, kewajiban tersebut akan dicicil sekitar Rp1,2 triliun per tahun tanpa membebani keuangan negara. Ia menilai manfaat proyek Whoosh jauh lebih besar dibandingkan biayanya, terutama dalam mengurangi kemacetan, polusi, dan mempercepat waktu tempuh.
“Pokoknya enggak ada masalah. Kita bayar Rp1,2 triliun per tahun. Tetapi manfaatnya, mengurangi macet, polusi, mempercepat perjalanan ini semua harus dihitung,” ujar Prabowo.
Kepala Negara menegaskan, seluruh tanggung jawab atas proyek Whoosh kini berada di tangan pemerintah pusat. Untuk itu, ia berkomitmen menggunakan uang hasil penyitaan korupsi dan kebijakan penghematan sebagai sumber pembayaran utang.
“Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi (setelah diambil negara) saya hemat. Gak saya kasih kesempatan. Jadi saya minta bantu semua pihak, jangan kasih kesempatan koruptor merajalela. Uang nanti banyak untuk kita, untuk rakyat semua,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyebut proyek kereta cepat bukan sekadar investasi transportasi, melainkan juga simbol kemajuan teknologi nasional dan kerja sama strategis dengan Tiongkok.
“Saya kira yang penting kita kuasai teknologi. We are at an edge of best practice. Dan ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok,” ujarnya.
Sebagai informasi, utang proyek Whoosh mencapai Rp116 triliun, sebagian besar berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB). Nilai tersebut membengkak dari estimasi awal karena cost overrun sekitar Rp19,8 triliun.
Sebelumnya, mantan Menko Polhukam Mahfud MD sempat mengingatkan pemerintah agar mewaspadai risiko besar dari proyek tersebut, termasuk potensi beban fiskal dan ancaman kedaulatan jika Indonesia gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang. (**)





