Kumbanews.com – Seorang pria asal Kolang, Sumatera Utara tak menyangka jika bencana yang merobohkan atap rumahnya justru membuahkan rezeki berlimpah.
Atap rumah milik pria bernama Josua Hutagalung (33) ini tertimpa meteorit seharga 1,4 juta poundsterling atau sekitar Rp 26 miliar.
Meteorit umumnya dihargai per gram dengan varietas batuan murni termurah seharga 0,50 dolar hingga 5 dolar AS per gram dan logam ekstra terestrial langka yang dijual hingga 1.000 dolar AS per gram.
Josua yang berhasil menggali batu tersebut mengatakan bahwa meteorit masih hangat dan sebagian pecah saat disentuh.
Meteorit itu diperkirakan berumur 4,5 miliar tahun dan diklasifikasi sebagai CM1/2 berkarbon Chondrite, varietas yang sangat langka dan bernilai sekitar 857 dolar AS atau sekitar Rp 12 juta per gramnya.
“Suaranya sangat keras sehingga beberapa bagian rumah juga bergetar. Dan setelah saya mencari, saya melihat atap seng rumah telah rusak. Saya menduga batu ini memang benda dari langit yang disebut orang sebagai meteorit karena tidak mungkin seseorang dengan sengaja melemparkannya atau menjatuhkannya dari atas,” kata Josua, seperti dikutip Dailymail, Rabu (18/11/2020).
Penduduk setempat juga mendengar suara ledakan besar yang mengguncang rumah. Puluhan orang mengunjungi rumah Josua untuk melihat benda langka tersebut.
Dengan uang yang didapatnya, lelaki yang telah menjadi ayah dari tiga anak ini mengatakan akan menggunakan sebagian uang tersebut untuk membangun gereja di komunitasnya.
“Saya juga selalu menginginkan seorang anak perempuan dan saya harap ini pertanda bahwa saya akan cukup beruntung sekarang untuk memiliki anak perempuan,” tambah Josua kepada The Sun.
Pakar meteorit Amerika Serikat, Jared Collins, mengatakan langsung pergi mencari Josua untuk melakukan negosiasi.
“Ini terjadi di tengah krisis Covid-19 dan terus terang itu adalah masalah antara membeli batu antariksa untuk diri sendiri atau bekerja sama dengan ilmuwan dan kolektor di Amerika. Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi mencari Josua,” ucap Collins.
Collins kemudian mengirimkan meteorit itu ke Amerika Serikat yang dibeli oleh Jay Piatek, seorang dokter dan kolektor meteorit dari Indianapolis.
Tiga fragmen lebih lanjut dari meteorit tersebut ditemukan di daerah terdekat ketika jatuh pada Agustus lalu. Di mana, satu ditemukan di area sawah kurang dari 3 kilometer dari rumah Josua. Menurut Lunar and Planetary Institute di Texas, meteorit itu kini secara resmi dinamai Kolang.
Menurut keterangan, bagian dalam meteor berwarna abu-abu tua dan hitam dengan bintik-bintik kecil berwarna terang. Fenomena jatuhnya meteorit ke daerah pemukiman sendiri cukup langka karena umumnya jatuh di hutan, gurun, ataupun lautan. (*)