Projo: Relawan Jokowi Mulai Cinta-cinta Sedikit ke Prabowo

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Presiden Jokowi menunjuk Ketum Projo Budi Arie Setiadi sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Sebelumnya Projo sempat menyatakan undur diri karena kecewa dengan penunjukan Prabowo Subianto sebagai Menhan.

Saat dipanggil ke Istana oleh Presiden Jokowi, Budi Arie menjelaskan mengapa tak jadi pamit dan menerima posisi tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kita mau pamit tapi ditugaskan lagi, gimana? Mau enggak mau. Projo kan setia di garis rakyat dan Pak Jokowi tegaskan sikap dan ideologi kita sebagai organisasi yang setia di garis rakyat,” ujar Budi Arie di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (25/10).

Budi Arie mengatakan, kini Projo akan mengubah orientasi dari tim pemenangan menjadi tim yang bekerja untuk rakyat. Ia juga menjelaskan bagaimana situasi relawan Jokowi di akar rumput terkait penunjukan Prabowo menjadi Menhan.

“Kita paham emosi tidak stabil di bawah. Kalau elite sih oke-oke saja. Tapi yang di akar rumput itu perlu me-manage hatinya,” kata dia.

Namun, Budi mengklaim para relawan Jokowi sedikit demi sedikit mulai bisa menerima Prabowo Subianto sebagai bagian dari koalisi.

“Soal perasaan dan manajemen hati, ya sudah mulai slow, cinta-cinta sedikitlah,” kata Budi Arie.

Soal Projo pamit disampaikan dalam konferensi pers di DPP Projo di Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (23/10). Projo menyatakan vakum sementara waktu karena kontestasi pilpres yang sudah usai dan telah resminya Kabinet Indonesia Maju terbentuk.

Selain itu, juga kecewa atas penunjukan orang-orang tak berkeringat dalam kabinet, termasuk penunjukan Prabowo sebagai menhan.

“Coba bayangkan kita habis-habisan bertarung, orang yang tiap hari kita hajar, ya. Tadi ada yang curhat ke saya, Pak Sekjen ini gimana? Saya tiap hari di media sosial menghajar Pak Prabowo, sekarang jadi Menhan,” tutur Sekjen Projo, Handoko.

“Hal-hal seperti ini tentu menjadi sebuah pertimbangan dan kekecewaan. Termasuk adalah masuknya orang-orang yang dianggap oleh kawan-kawan tidak berkeringat. Karena ini dipicu pernyataan Bung Erick Thohir yang memunculkan polemik, (yang bicara) sebaiknya yang berkeringat yang jadi menteri,” sambungnya. (*)

Pos terkait