Rafflesia Pricei di Kalimantan: Langka Tapi Dekat dengan Kehidupan Warga

Rafflesia pricei tersebar di wilayah utara Kalimantan, meliputi Sabah, Sarawak, Brunei, hingga pedalaman Kalimantan Utara. (Liputan6.com)

Kumbanews.com – Bunga Rafflesia pricei, yang sering disebut sebagai simbol kelangkaan ekstrem, ternyata masih mudah ditemukan di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Kalimantan Utara. Berbeda dari kisah penemuan Rafflesia di Sumatera yang penuh penantian bertahun-tahun, di TNKM, bunga ini mekar relatif sering dan dekat dengan permukiman masyarakat.

Kepala Balai TNKM, Seno Pramudito, mengatakan, “Berdasarkan hasil monitoring, Rafflesia pricei paling sering berbunga pada bulan Agustus, namun perlu pemantauan rutin untuk memastikan frekuensinya.” Frekuensi kemunculan yang tinggi ini membuka peluang ekowisata berbasis masyarakat sekaligus menjadi indikator kesehatan ekosistem hutan.

Dekat Desa, Dekat Kehidupan

Rafflesia pricei tersebar di wilayah utara Kalimantan, termasuk pedalaman Kalimantan Utara hingga perbatasan Malaysia. Titik utama di Indonesia berada di sektor Krayan, terutama Desa Pa’ Kidang, Kecamatan Krayan Barat, Kabupaten Nunukan. Puncak Buduk Udan, berketinggian 1.400 meter, menjadi ikon wisata yang dikelola masyarakat setempat.

Keunikan muncul saat rute pulang wisatawan melewati habitat Rafflesia pricei. Bunga langka ini bisa mekar dalam jumlah banyak di satu lokasi dan mudah ditemukan, meski masih dalam kawasan TNKM. Dekatnya habitat dengan desa memungkinkan warga memantau secara intensif dan menjadi pemandu wisata.

Siklus Hidup yang Misterius, Namun Terkelola

Rafflesia pricei tetap menjadi holoparasit yang bergantung pada inang Tetrastigma, dengan masa mekar hanya lima hingga tujuh hari.

“Mekarnya tidak dapat diprediksi seperti tumbuhan pada umumnya,” tambah Seno. Monitoring rutin dilakukan di beberapa wilayah TNKM, termasuk Desa Pa’ Kidang, Long Bawan, Long Alango, dan Long Ampung.

Kelompok Wisata Pa’ Kidang Makmur dibentuk untuk mengelola ekowisata dan pelestarian. Shelter, papan informasi, dan pelatihan pemandu diberikan agar masyarakat dapat menentukan kemungkinan mekarnya bunga bagi wisatawan.

Transformasi Kearifan Lokal

Hubungan masyarakat Dayak Krayan dengan Rafflesia pricei menunjukkan transformasi signifikan. Dahulu, bunga ini bahkan digunakan sebagai pakan anjing saat berburu. Kini, warga menjadi garda terdepan pelestarian, sambil memanfaatkan Rafflesia sebagai simbol budaya, termasuk dalam tarian Dayak Lundayeh.

Kepala SPTN Wilayah I TNKM, Hery Gunawan, menekankan, “Adanya Rafflesia pricei menandakan fungsi ekologis hutan TNKM masih terjaga dengan baik, karena bunga ini sensitif terhadap gangguan.”

Keberhasilan pelestarian Rafflesia pricei di TNKM menjadi contoh kolaborasi efektif antara pemerintah, masyarakat adat, dan mitra konservasi dalam menjaga keanekaragaman hayati Borneo. Di tengah tekanan deforestasi, Rafflesia pricei bukan hanya bunga langka, tetapi juga simbol pengingat bagi warga untuk menjaga hutan, merawat budaya, dan menyambut dunia menyaksikan keajaiban alam Kalimantan. (***)

Pos terkait