Kumbanews.com – Proyek pembangunan Rumah Sakit Umum di Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, yang menelan anggaran hingga Rp 45 miliar, kini menjadi sorotan tajam publik. Meski telah di resmikan, fasilitas kesehatan tersebut hingga pertengahan tahun 2025 ini -+ 180 hari masih terlihat tidak di fungsikan dan nyaris tak berpenghuni bagaikan istana Hantu.
Sejak tahap perencanaan, proyek ini telah menuai kritik, baik dari internal pemerintah daerah maupun penggiat kebijakan publik. Salah satu sorotan utama tertuju pada penetapan lokasi pembangunan yang dinilai tidak strategis.
Secara geografis, Kecamatan Camba dianggap memiliki akses yang lebih sulit dibandingkan Kecamatan Mallawa atau kawasan lintas kecamatan lainnya yang lebih representatif untuk pembangunan fasilitas kesehatan regional.
Tidak hanya itu, sejumlah pihak juga menyoroti proses pembebasan lahan yang disebut – sebut tidak transparan dan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
Puncaknya, ketika proyek ini di resmikan secara terburu-buru, banyak pihak menduga langkah tersebut sebagai upaya meredam kritik dan menunjukkan capaian pembangunan secara simbolis.
Namun, pasca peresmian, publik justru disuguhi pemandangan miris. Rumah sakit yang diharapkan menjadi pusat layanan kesehatan di wilayah hulu Kabupaten Maros itu tidak menunjukkan tanda – tanda operasional, bahkan pagar rumah sakit pun belum tampak rampung. Sejumlah laporan juga menyebutkan adanya rencana renovasi pada bagian ruangan dan pembangunan pagar, menuai pertanyaan publik soal efektivitas perencanaan awal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros saat itu, dr. Muhammad Yunus, belum memberikan pernyataan resmi. Saat dikonfirmasi pada November 2024 lalu, ia memilih tidak memberikan komentar terkait isu mangkraknya proyek tersebut hingga saat ini.
Salah satu tokoh pemuda asal Mallawa, Andi Abdi, yang akrab disapa Bobby, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi rumah sakit tersebut.
> “Siapa yang mau datang ke sini? Dokter? Tenaga medis? Sudah beberapa bulan sejak diresmikan, tapi tidak ada kabar operasional. Bahkan pagar belum terlihat. Kamar-kamarnya malah kabarnya mau direnovasi. Ini pemborosan. Apakah proyek ini hanya dijadikan ladang kepentingan?” ujarnya kepada media pada 19 Juli 2025.
Hingga kini, masyarakat masih menantikan kejelasan dari pemerintah daerah mengenai tindak lanjut operasional RS Camba. Proyek dengan nilai anggaran sebesar itu dinilai harus benar-benar memberikan manfaat nyata bagi layanan kesehatan masyarakat, bukan sekadar bangunan megah tanpa fungsi.
Sumber : Team