SBY Nilai Pilpres 2019 Paling Keras Dibanding Era Reformasi

  • Whatsapp
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato saat menutup rapat kerja daerah (Rakerda) Partai Demokrat Jawa Timur di Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (25/2). Dalam kesempatan itu Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan seluruh organ partai mulai tingkat DPD, DPC, PAC, ranting dan sayap organisasi untuk bersinergi penuh memenangkan pasangan calon yang diusung dalam pilkada serentak 2018. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/kye/17

Kumbanews.com – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menilai, pertarungan politik di Pilpres 2019, juga Pemilu 2019 secara umum, paling keras dibanding pemilu-pemilu lain di era reformasi.

Menurut presiden ke-6 ini, hal itu dikarenakan polarisasi begitu kentara sehingga persatuan bangsa juga terasa meregang.

Bacaan Lainnya

“Saya mengamati kontestasi di Pemilu 2019, utamanya pilpres, lebih keras dibanding pilpres-pilpres di era Reformasi sebelumnya,” tulis SBY dalam surat yang ditulis dari Singapura.

Surat dibacakan Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Februari 2019. SBY mengaku khawatir situasi akan bertambah parah jika dibiarkan. Menurutnya, segenap kader Demokrat harus berperan mencegah hal itu terjadi.

“Jika situasi ini berkembang semakin jauh dan melampaui batas kepatutannya, saya khawatir keutuhan dan persatuan kita sebagai bangsa, akan retak,” tulis SBY.

Adapun, langkah yang harus diambil para kader Demokrat adalah mendorong pemilu berlangsung demokratis, jujur, dan adil. SBY juga menekankan para elite harus menunjukkan tanggung jawab dan jiwa besar mereka dengan memastikan pemilu merupakan mekanisme bagi rakyat untuk melaksanakan kedaulatannya.

“Pemilu memang keras, tapi tidak sepatutnya menimbulkan perpecahan dan disintegrasi. (*)

Pos terkait