Kumbanews.com – Rasanya kastengel, kue keju berbentuk balok ini selalu ada saat Lebaran. Entah itu disajikan di toples-toples cantik atau dikirimkan sebagai hantaran.
Kastengel memang termasuk jajanan klasik khas Idul Fitri bersama nastar, putri salju, dan lidah kucing. Ada cerita apa di baliknya? Berikut ini akan kita bahas sedikit sejarahnya.
1. Warisan Kuliner Zaman Kolonial
Sebagai negara yang sempat menjadi jajahan Belanda selama berabad-abad, wajar jika warisan kuliner dari negeri kincir ikut terserap ke dalam khazanah kuliner lokal. Kastengel termasuk salah satunya.
Kue ini dulunya disajikan di rumah-rumah pejabat dan pegawai Belanda yang menikahi wanita pribumi atau nyonya-nyonya Belanda yang mengikuti suami mereka bertugas di Hindia Belanda. Para wanita ini lantas disebut para nyai. Merekalah sumber akulturasi tradisi pangan Belanda dan pribumi di tanah air.
2. Ada Kaasstengels, Ada Pula Kaastengels
Ada dua makanan dengan nama dan bahan baku yang hampir sama dengan kastengel di Indonesia, yaitu kaasstengels dan kaastengels. Kaas berarti keju, sedangkan stengels berarti stik atau batang. Kaastengels juga bisa diartikan sebagai cheese fingers yang berasal dari kata kaas (keju) dan tengels (jari). Kue yang terakhir disebut ini bentuknya lebih mirip lumpia atau pastry.
Sementara kastengel yang kita kenal sekarang ini tampaknya mengadopsi pakem kaasstengels yang bisa juga diartikan sebagai cheese sticks atau cheese block, bukan cheese fingers.
3. Jadi Pendek Karena Indonesia Tak Punya Oven Besar
Kastengel yang asli memiliki panjang sampai 30 cm. Kue ini biasanya disajikan seperti baguette alias roti prancis, disantap bersama sup atau salad. Namun pada saat mulai diperkenalkan di tanah air, menemukan oven berukuran besar di Hindia Belanda bukan perkara yang mudah. Jadilah bentuk kastengel disesuaikan menjadi lebih pendek.
4. Sempat Jadi Pengganti Mata Uang
Di kota Krabbedijke, kue ini sempat menjadi pengganti mata uang. Warga di sana melakukan barter dengan kaasstengels, karena kue tersebut dibuat dari keju yang termasuk bahan makanan berharga.
Demikian cerita singkat di balik kastengel, kue keju yang selalu hadir untuk menemani acara silaturahmi di hari raya Idul Fitri. (*)