Kumbanews.com – Persaudaraan Alumni (PA) 212 heran dengan manuver Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kini dekat dengan Presiden Jokowi. Mesranya Prabowo dengan Jokowi karena mencuatnya isu Gerindra dapat jatah kursi menteri di kabinet pemerintahan periode 2019-2024.
“Sikap kami sudah jelas dari PA 212 tidak mendukung rekonsiliasi terhadap kemunkaran yaitu pemerintah yang masih zalim, curang, kriminalisasi ulama,” kata Jubir PA 212, Novel Bamukmin, Senin malam, 14 Oktober 2019.
Dia mengingatkan agar Prabowo sesuai dengan komitmennya dalam perjuangan di Pilpres 2019. Jangan mengkhianati pendukung yang memilih dan berjuang menjaga suara eks Pangkostrad itu. Menurutnya, banyak pengorbanan pendukung, mulai harta, tenaga yang diberikan demi Prabowo.
“Prabowo sudah jelas berkali-kali benar-benar melakukan pengkhianatan terhadap pemilihnya di saat air mata kami belum kering, kuburan yang wafat masih basah. Harta benda kami belum kembali, tenaga kami masih terkuras, juga ulama kami masih menjadi korban politik munkar ini,” jelas Novel.
Novel pun mempertanyakan tujuan Prabowo yang mendekati Jokowi saat mendekati momen pelantikan. Apalagi, sejumlah elite Gerindra juga bermanuver dengan menyebut akan menggelar Rapat Kerja Nasional yang hanya beberapa hari jelang pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin. Rakernas untuk menetapkan arah sikap partai antara oposisi atau gabung ke Jokowi.
“Prabowo sudah bertemu dan tertawa dengan Jokowi di saat-saat mendekati pelantikan dan rakernas untuk penyusunan kabinet Jokowi-Ma’ruf,” tutur Novel.
Meski demikian, ia mengatakan masih ada harapan dengan manuvernya Prabowo ke Jokowi serta koalisi karena untuk memperjuangkan barisan pendukungnya. Hal ini penting agar persoalan bisa tuntas dan tak ada lagi kriminalisasi ulama.
“Namun, kami mencoba menghibur hati kami bahwa dengan silaturahminya Prabowo masih memperjuangkan apa yang selama ini kami perjuangkan sehingga bisa tuntas ke depan,” ujar Novel.
Sebelumnya, politikus Gerindra yang juga Juru Bicara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan bosnya itu bakal mengumpulkan seluruh kader partai. Pengumpulan kader ini terkait arah sikap partai antara menjadi oposisi atau bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Dahnil menyebut, pengumpulan kader ini akan dilakukan pada Rabu, 16 Oktober 2019, dalam rangkaian Rakernas Partai Gerindra. Maka itu, sejauh ini Prabowo belum menyatakan sikap resmi politiknya.
“Besok Pak Prabowo tanggal 16 masih mengumpulkan seluruh kader Gerindra dari seluruh Indonesia. Itu untuk meminta masukan, karena memang sepenuhnya sudah diserahkan kepada Pak Prabowo oleh Dewan Pembina. Tapi, Pak Prabowo ingin mendengar masukan dari para kader, apakah kita lebih baik di dalam atau di luar,” kata Dahnil di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 14 Oktober 2019.
Dahnil menyatakan, Prabowo menyatakan siap dengan kondisi apa pun. Setelah bertemu dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Parta Nasdem Surya Paloh, kemungkinan penjajakan komunikasi dipastikan bakal berlanjut dalam satu dua hari ke depan.
Usai Surya Paloh, pada Senin malam, safari politik Prabowo berlanjut dengan menemui petinggi partai koalisi Jokowi yaitu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Ada rencana Prabowo akan menemui Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
“Kalau Gerindra, Pak Prabowo dalam posisi siap menjadi oposisi, siap juga membantu pemerintah dari dalam,” ujarnya. [vn]