Kumbanews.com -Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan telah selesai menjalani misi di Hong Kong dalam rangka membela partainya dari tudingan Asia Sentinel soal kasus Bank Century. Di akun twitternya, @hincapandjaitan, ia merangkai kalimat penuh optimisme mengenai kasus yang ia tangani.
“Kala menuju Hong Kong. Catatan panjang yang dititipkan oleh kebenaran, kami pikul menuju Asia Timur. Mencari mereka yang berselimut fitnah. Kini kami kembali ke nusantara, Membawa senyum kemenangan tapi juga bawa sepenggal resah, mencari anak negeri yang turut sebar fitnah,” tulis Hinca.
Partai Demokrat sebelumnya mengutus Hinca ke Hong Kong untuk menindaklanjuti laporan dari John Berthelsen berjudul “Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy” yang dimuat Asia Sentinel, 11 September lalu.
Laporan itu menuduh Ketua Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa pihak lain terlibat dalam dugaan pencurian uang hasil pajak sebesar 12 miliar dolar Amerika Serikat yang terkait dengan Bank Century.
Di Hong Kong, Hinca sempat bertemu dengan sejumlah lembaga yang berkenaan dengan Asia Sentinel. Selain itu dia juga menyinggung Metro TV karena menyebut Asia Sentinel sebagai media kredibel.
“Kesimpulan kami, apa yang disampaikan Metro TV, bahwa Asia Sentinel adalah pers yang kredibel, kami pastikan hasil investigasi kami membuktikan, tidak,” kata Hinca, Kamis (20/9).
Asia Sentinel sendiri sudah melayangkan maaf kepada SBY atas laporan itu. Namun Demokrat menegaskan proses terhadap kasus ini tetap berjalan.
Selain berjanji memproses Asia Sentinel, Demokrat juga akan mengungkap jaringan di dalam negeri termasuk media-media yang ikut menyebarkan laporan Berthelsen.
“Adapun nama-nama yang ikut terlibat dalam menyebar fitnah lewat Asia Sentinel yang menyangkut chamber sekitar Istana akan kami berikan ke Pak Moeldoko. Termasuk penjelasan John berthelsen dan Lin Neuman plus hasil investigasi,” kata Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief.
Kasus Asia Sentinel menyeret Istana setelah beredar foto Presiden Jokowi dan Kepala Staf Presiden Moeldoko bersama Lin Neumann yang disebut Demokrat sebagai admin Asia Sentinel.
Istana sendiri sudah membantah terlibat dalam kasus ini. “Tidak ada kaitan Istana dengan berita Asia Sentinel apalagi pertemuan terjadi dengan kapasitas Lin sebagai Ketua AmChan (American Chamber),” kata Adita Irawati, juru bicara dilansir CNNIndonesia.com.
“Tidak ada data yang relevan yang bisa mengaitkan Presiden dengan Asia Sentinel, dan memang tidak ada kepentingannya,” kata dia menambahkan.