Sri Mulyani Jelaskan soal Dollar AS yang Tembus Rp 15 Ribu

Kumbanews.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara mengenai kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus level tertinggi sepanjang masa.

Pada siang ini, pukul 14:10 WIB, US$ 1 ditransaksikan berada di Rp 15.252/US$ di perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,51% dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu.

Bacaan Lainnya

Menurut bendahara negara, pelemahan rupiah masih dipicu oleh faktor ekonomi global terutama yang bersumber dari kondisi terkini perekonomian Amerika Serikat (AS).

Berikut penjelasan lengkap Sri Mulyani Indrawati terkait dengan level nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh level Rp 15.300/US$ :

Kan hari ini kalau kita lihat data di AS yang dipicu oleh yield 10 tahun bond AS yang meningkat luar biasa tajam sudah di atas 3,4%. Jadi kita melihat dinamika ekonomi AS itu masih sangat mendominasi dan pergerakannya cepat sekali. Kalau dulu threshold psikologisnya 10 tahun bonds AS 3% jadi pas mereka mendekati 3% memunculkan apa yang disebut reaksi dari seluruh nilai tukar dan suku bunga internasional, sekarang sudah lewat 3%.

Jadi kita memang sudah sampaikan berkali-kali, dihadapkan lingkungan dunia di mana kenaikan suku bunga global terutama AS itu pasti terjadi, dan mungkin akan lebih cepat. Oleh karena itu harus dilakukan, melakukan penyesuaian itu baik di dalam strategi pembangunan supaya lebih stabil atau lebih berdaya tahan. Penyesuaian itu juga dalam bentuk nilai tukar yang dalam hal ini fleksibel, memang kita harus berhati-hati dari sisi speed-nya, namun bahwa fleksibilitas dari nilai tukar tidak bisa dihindarkan, dia merupakan bagian dari respons lingkungan global yang masih terus berjalan.

Berarti ini the new normal seperti yang bu menteri sering bilang?

Iya kan kalau kita lihat AS sendiri menyampaikan kenaikan suku bunga mereka akan satu kali lagi dari The Fed ditambah tahun depan antara 2-3 kali, jadi sudah bisa diprediksi. Di sisi lain dari fiskalnya APBN AS sendiri salah satu indikator sebagai indikasi apakah ekonomi AS akan overheating atau mengalami tightening adalah suku bunga 10 tahun dari bonds dia yang selama ini dijadikan indikator global juga. dan kita lihat dua duanya bergerak, suku bunga Fed naik, dan 10 tahun yield bonds naik, ini semua makin meng-confirm bahwa AS memberikan akselerasi ekonominya makin tinggi dan itu respon dari interest rate mereka dalam bentuk US treasury maupun FFR meningkat. Normalnya ekuilibrium belum tercapai karena yang dikatakan Powel akan berlangsung sampai tahun depan.

Akan ada kenaikan lagi?

Pak Perry [Gubernur BI] juga sudah menyampaikan berkali-kali melakukan policy mix. Jadi kami dengan BI akan terus melakukan policy mix yang ada domain BI dalam mengelola nilai tukar, makroprudensial dan dari sisi intervensi. Kami di pemerintah melakukan match yang ada di kita.

Pos terkait