Kumbanews.com – GREAT Institute merilis hasil survei opini publik terkait kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto. Hasilnya, 85,8% responden menyatakan puas, dengan rincian 54,2% puas dan 31,8% sangat puas. Sementara tingkat ketidakpuasan tercatat hanya 14,2%, terdiri dari 12,1% tidak puas dan 2,1% sangat tidak puas.
“Sebanyak 85,8 persen masyarakat puas dengan kinerja Presiden Prabowo dalam satu tahun terakhir. Tingkat ketidakpuasan hanya 14,2 persen,” ujar Direktur Eksekutif GREAT Institute, Sudarto, di kantor GREAT Institute, Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Survei ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dengan skala Likert, melibatkan 422 responden WNI berusia 17 tahun ke atas yang dipilih melalui multistage random sampling. Distribusi responden mencakup Jawa (59,7%), Sumatera (20,1%), dan kawasan Indonesia Timur (20,1%), dengan margin of error 5%.
Selain data primer, survei juga memperkuat hasilnya dengan data sekunder ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Otoritas Jasa Keuangan. Data meliputi indikator makroekonomi, ketenagakerjaan, kemiskinan, dan realisasi anggaran.
Analisis big data juga dilakukan dari 4,79 juta unggahan di media sosial dan platform mainstream, termasuk Twitter/X, Facebook, Instagram, YouTube, dan TikTok, periode 20 Oktober 2024 hingga 19 Oktober 2025, yang diambil melalui API.
Sudarto menilai capaian kepuasan publik yang tinggi tak lepas dari kebijakan pemerintah di sektor ekonomi dan politik. Program yang dinilai paling berdampak adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih), pemberantasan korupsi, dan kebebasan berpendapat.
“Sebanyak 89,8 persen masyarakat menilai program MBG bermanfaat, terutama bagi anak-anak sekolah dan keluarga berpenghasilan rendah. Sedangkan 70,4 persen merasa puas dengan pelaksanaannya,” jelas Sudarto.
Selain itu, 71,8% masyarakat menilai program Kopdes Merah Putih dapat memperkuat ekonomi desa dan memperluas akses permodalan bagi pelaku usaha kecil, dengan 69,5% yakin program tersebut dapat terlaksana.
“71,8 persen masyarakat merasakan kondisi ekonomi rumah tangga lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sedangkan 62,1 persen menilai daya beli lebih meningkat,” tambahnya.
Terkait pemberantasan korupsi, 89,8% masyarakat menilai lebih baik dibanding pemerintahan sebelumnya. Sementara 81,8% merasa kebebasan berpendapat lebih terjamin dibanding periode sebelumnya. (**)





