Kumbanews.com- Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, drh. Agung Suganda, M.Si meminta Balai Besar Veteriner Maros untuk terus berupaya menangani dan mengendalikan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Pasalnya, wabah yang menyerang hewan ternak ini masih berlansung di beberapa daerah di Indonesia.
“Saat ini kita dalam kondisi tidak baik-baik saja. Saat ini kita bersama-sama menghadapi wabah penyakit PMK,” kata Agung, saat membuka kegiatan Rapat Koodinasi Penyidikan dan Pengujian PMK seWilayah Kerja BBVet Maros, Rabu (12/10/2022).
Kepala BBVet Maros Risman Mangidi dalam laporannya mengatakan bahwa Rakor ini dihadiri oleh dinas provinsi dan kabupaten yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di 8 Provinsi wilayah kerja BBVet Maros.
“Kalau di pulau Jawa dan pulau lainnya yang sudah terdapat PMK ini sangat mengerikan ternyata. Selama ini kita hanya dengar cerita, baca buku, melihat video, saat ini kita melihat langsung bagaimana dampak PMK terhadap dunia peternakan kita,” ucap Agung.
Di Pulau Sulawesi, kata Agung, sudah ditemukan kasus penyakit PMK yang diawali di Sulsel. Ini menunjukan PMK sudah merambat di Sulawesi.
“Penyakit PMK sangat cepat penyebarannya. Diawali ada kasus di Sulsel, kemudian ke Sulbar kemudian ke Sulteng,” ujarnya.
Agung berharap melalui rapat koordinasi bisa ditemukan solusi pencegahan penyakit PMK. Menurutnya, persoalan disinfektan, biosecurity dan pengobatan harusnya sudah selesai karena memiliki anggaran.
“Isu disinfektan, biosecurity dan pengobatan sudah cukup. Seandainya ada kabupten/kota yang masih kurang segera lapor,” ujarnya.