Terbongkar di Rekap Nasional, Suara PDIP dan Golkar Tertukar di Seoul

Kumbanews.com -Perolehan suara partai politik (parpol) ternyata ada yang tertukar. Menariknya, parpol yang mengalami bukan yang ecek-ecek melainkan parpol besar.

Hal tersebut terbongkar dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Luar Negeri di Tingkat Nasional hari ketiga, yang digelar Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), Jumat (1/3).

Bacaan Lainnya

Saksi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Harli Muin menginterupsi forum rapat saat pembacaan hasil perolehan suara parpol di Seoul, Korea Selatan, tepatnya yang ada di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 016. Dia menyandingkan perolehan suara PDIP dalam Formulir (Form) C.

Hasil Plano dengan yang ada di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Dimana, dia menemukan suara parpol berlogo banteng moncong putih itu tertukar dengan Partai Golkar. Pasalnya, nomor urut PDIP adalah 3 sementara nomor urut Partai Golkar adalah 4. Hal ini yang membuatnya heran ada perolehan suara tertukar di antara dua parpol itu.

“Pertanyaan saya kenapa salah-salah begini? Apakah ini Sirekap atau sengaja salah? Ini tidak sesuai ditulis kenapa? Apa karena Sirekap atau Anda sengaja salah menulis? Atau memang diubah?” ujar Harli di Ruang Sidang Utama Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.

“Kita ini kan belum cacat, lihat itu 4 (suara untuk) partai, kau tulis 2 di situ. Lalu seharusnya (ada suara) 21, itu menjadi 9. Kenapa dikurangi begitu banyak?” sambungnya sambil menunjukkan selisih suara di Form C.Hasil dengan Sirekap.

Anggota KPU RI Yulianto Sudrajat menanggapi protes saksi dari PDIP tersebut, dengan memaparkan formulir kredensial syara yang manual harus dicocokkan dengan data yang ada di Sirekap. Namun Anggota PPLN Seoul, Rinda mengakui adanya persoalan data perolehan suara, itupun setelah melakukan sejumlah pemeriksaan terhadap formulir-formulir yang ada.

“Setelah kami cek, ada kesalahan input di (Formulir) C.Hasil. Setelah kami cek untuk seluruh suara partai politik dan suara calon PDIP itu tertukar dengan Partai Golkar. Jadi di sebelahnya (posisinya), seperti itu. Salah penempatan,” ucapnya mengakui .

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) Rahmat Bagja yang hadir dalam rapat pleno menanggapi kesalahan masukan itu. “Ada TPS yang lain?” tanyanya yang kemudian dijawab “Hanya TPS 016,” oleh Rinda.

Lebih lanjutnya, PPLN Seoul memastikan alasan suara PDIP dan Golkar tidak disengaja, karena terdapat kesalahan penulisan di dalam formulir perbaikan yang belum selesai diinput ke Sirekap. “Jadi tanggal 17-18 (Februari) itu ada kendala untuk masuk di beberapa tim kami, tapi kami sudah meminta pada perbaikan tanggal 17-18 itu semuanya harus dikirim ke kami secara manual juga,” demikian Rinda menambahkan.

Sumber: RMOL

Pos terkait