Trump: Siapa Yang Percaya Angka Kematian Akibat Virus Corona di China?

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Bukan Donald Trump namanya jika tanpa kontroversi. Kali ini, Presiden Amerika Serikat itu kembali menarik sorotan publik dunia dengan pernyataanya.

Dalam pembukaan konferensi pers harian satgas Covid-19 Amerika Serikat pada Sabtu (18/4), Trump melontarkan kecaman terhadap media. Menurutnya, banyak media yang melaporkan data resmi dengan sudut pandang yang membuat Amerika Serikat tampak buruk dalam hal penanganan kasus infeksi virus corona atau Covid-19.

Bacaan Lainnya

Padahal, menurut Trump, tingkat kematian akibat virus corona di China lebih tinggi dari Amerika Serikat.

“Ketika berita palsu keluar di sana dan mereka mulai berbicara tentang Amerika Serikat adalah nomor satu. Bahkan tidak menutup. Mereka (China) jauh di depan kita dalam hal kematian, “kata Trump.

Dalam kesempatan yang sama, koordinator respon Gugus Tugas Corona di Gedung Putih, Deborah Birx mendukung pernyataan Trump.

“China tidak mungkin melakukan lebih baik daripada sistem pengiriman layanan kesehatan yang sangat maju dari Inggris, di Perancis di Belgia, di Italia, di Spanyol, dengan dokter dan perawat dan peralatan yang luar biasa,” kata Birx dengan membeberkan grafik angka kematian per kapita di seluruh dunia.

Trump kemudian menyela pernyataannya itu.

“Siapa yang percaya angka-angka ini?” kata Trump, menunjuk ke China dan Iran, seperti dimuat Russia Today.

Dia menambahkan bahwa publik melihat banyak kantong jenazah di televisi daripada angka-angka resmi yang dirilis.

Diketahui bahwa China merevisi penghitungan virus corona resmi pada Jumat (7/4). Pihak berwenang China menyebut bahwa ada 1.290 kematian lainnya di kota Wuhan, di mana penyebaran awal virus tersebut terjadi.

China mengklaim, perhitungan ulang itu dilakukan karena adanya pelaporan yang lambat atau kelalaian dalam pendataan pada tahap awal virus corona mewabah.

Dengan demikian, setelah revisi, total korban meninggal dunia di China akibat virus corona secara resmi menjadi 4.632 kematian dari 88.242 kasus infeksi yang dikonfirmasi.

Sementara itu di Amerika Serikat, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona mencapai lebih dari 39.000 dari sekitar 730.000 kasus infeksi yang dikonfirmasi.

Jika dilihat secara angka, jumlah infeksi dan korban meninggal dunia akibat virus corona di Amerika Serikat lebih tinggi daripada Amerika Serikat.

Namun jika dilihat secara presentase, angka kematian akibat virus corona di China mencapai hampir 5,25 persen. Sedangkan Amerika Serikat sekitar 5,22 persen.

Sebelumnya, Trump juga mengambil langkah kontroversial dengan menangguhkan anggaran untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Trump menuduh WHO berkolusi dengan China untuk menyesatkan Amerika Serikat tentang ancaman virus corona. (*)

Pos terkait