Foto: Pendukung Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu berkumpul di luar gedung Pemerintah Kota Metropolitan Istanbul untuk memprotes penahanan Imamoglu, di Istanbul, Turki, 19 Maret 2025. (REUTERS/Murad Sezer)
Kumbanews.com – Pasar keuangan Turki hancur lebur di tengah protes keras masyarakat atas penahanan rival politik utama Presiden Tayyip Erdogan.
Bursa Turki ambruk bahkan diberlakukan trading halt karena bursa jatuh sangat dalam.
Bursa Turki ditutup di 9.044,64 pada perdagangan Jumat (21/3/2025). Bursa jatuh 7,81% dan memperpanjang rekor negatifnya selama empat hari.
Dalam empat hari tersebut bursa ambruk 16,73%. Dalam sepakan, bursa Turki jatuh 16,57. Ini adalah rekor terburuknya sejak 2008 saat terjadi Krisis Keuangan Global. Pada Oktober 2008, bursa Turki jatuh 17,6% sepekan.
Bursa Turki juga menjadi yang terburuk di dunia sepanjang bulan ini.
Aktivitas perdagangan di bursa Turki bahkan sempat dihentikan atau dibekukan yakni pada Jumat pukul 11.27 waktu Turki setelah bursa terjun 7,01%.
Tidak hanya bursa saham, mata uang lira juga ambruk. Lira Turki ambruk 2,3% dalam sepekan. Mata yang Lira ditutup di posisi ₺ 37,36 per US$1/. Nilai penutupan kemarin berada di atas level terendah sepanjang masa di ₺ 37,56 /US$1 yang dicatat Rabu pekan ini (19/3/2025). Secara keseluruhan, lira telah melemah 6,7% sejak awal tahun ini.
Obligasi negara Turki yang berdenominasi dolar juga mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut, dengan obligasi bertenor panjang kehilangan 2 sen, dan menuju kerugian mingguan lebih dari 3 sen. Angka tersebut adalah yang terbesar sejak Januari 2024.
Data S&P Global Market Intelligence menunjukkan biaya asuransi utang Turki terhadap risiko gagal bayar juga meningkat 18 basis poin menjadi 322 bps, tingkat tertinggi sejak Maret 2024.
Mata uang lira diperdagangkan pada 38,0050 per dolar AS, tidak berubah dari
Ambruknya pasar keuangan ini tetap tidak terhindarkan meskipun bank sentral telah mengambil langkah agresif dalam beberapa hari terakhir.
Bank sentral Turki dilaporkan telah menjual sekitar $10 miliar cadangan devisa setelah lira mencapai rekor terendah pada Rabu.
Selain itu, bank sentral Turki yakni Central Bank of the Republic of Turkey (CBRT) mengambil langkah likuiditas untuk membatasi volatilitas dan meredam permintaan valas.
Bank sentral juga menangguhkan lelang repo satu minggu dan menaikkan suku bunga pinjaman overnight menjadi 46%. Para ekonom memperkirakan langkah ini setara dengan pengetatan kebijakan moneter sebesar 350-400 basis poin.
Langkah-langkah ini diperkirakan akan meningkatkan biaya pendanaan, yang dapat membebani neraca bank dan menyebabkan kenaikan suku bunga pinjaman serta penurunan volume kredit.
Menteri Keuangan Turki, Mehmet Simsek, pada Jumat (21/3/2025) mengatakan bahwa fluktuasi pasar bersifat “sementara” dan langkah-langkah yang diperlukan sedang diambil.
Dalam pertemuan dengan anggota dewan Asosiasi Perbankan Turki (TBB) saat acara buka puasa, Simsek menegaskan bahwa program ekonomi Turki tetap dijalankan dengan tekad dan pemerintah memiliki instrumen yang diperlukan untuk menanganinya.
Bank sentral berjanji untuk mengetatkan kebijakan jika terjadi kemerosotan signifikan dan berkelanjutan dalam inflasi.
Sementara itu, suku bunga overnight pada Kamis naik 134 basis poin menjadi 43,64%, menurut data yang tersedia.
Apakah Siklus Pelonggaran Akan Dihentikan?
Perkembangan ini telah menghilangkan harapan akan pemangkasan suku bunga bank sentral pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 17 April.
Dengan inflasi yang menurun, bank sentral telah memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 750 basis poin sejak Desember menjadi 42,5%.
Keputsan ini diambil setelah siklus pengetatan selama 18 bulan yang membalikkan kebijakan tidak ortodoks sebelumnya. Sebelum Rabu, investor memperkirakan siklus pelonggaran akan terus berlanjut sepanjang tahun.
“Kondisi ini telah mengakhiri ekspektasi pemangkasan suku bunga pada April dan memicu aksi jual saham perbankan,” kata Serhat Baskurt, Kepala Perdagangan Algoritmik di ALB Yatırım, kepada Reuters.
Dia menambahkan bahwa langkah bank sentral minggu ini menunjukkan adanya permintaan valas yang lebih tinggi dari perkiraan.
JPMorgan, setelah kenaikan suku bunga overnight pada Kamis, memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga kebijakannya di 42,5% pada April dan baru melanjutkan pemangkasan suku bunga mulai 19 Juni.
JPMorgan menilai bahwa meskipun mereka tidak mengantisipasi perubahan kebijakan yang besar, masih ada ketidakpastian apakah perkembangan ini dapat memicu “guncangan sentimen yang lebih besar.”
“Kebijakan moneter ini tidak ortodoks; namun, langkah bank sentral dalam menangani risiko dolarisasi di antara penduduk Turki cukup menggembirakan,” kata JPMorgan dalam catatannya kepada klien.
Krisis dalam pasar keuangan Turki dipicu penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, oleh pihak berwenang. Ekrem disebut-sebut berencana melakukan kudeta oleh oposisi. Penahanan ini menambah serangkaian tindakan hukum terhadap tokoh oposisi yang dianggap bermotif politik untuk membungkam perbedaan pendapat.
Penahanan ini memicu gelombang protes dengan ribuan orang turun ke jalan di berbagai kota.
Ribuan warga Turki juga melakukan aksi demonstrasi besar-besaran pada Kamis (20/3/2025), meskipun pemerintah memberlakukan larangan terhadap aksi unjuk rasa di jalanan. Mereka memprotes penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang dianggap sebagai tindakan anti-demokrasi.
Oposisi menyalahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan atas langkah hukum ini dan menilai bahwa penahanan Imamoglu merupakan upaya politis untuk membungkam lawan politik menjelang pemilu.
Aksi protes berlangsung di berbagai kota, termasuk Ankara, Izmir, dan Istanbul, dengan bentrokan antara demonstran dan kepolisian. Di beberapa universitas, mahasiswa ikut turun ke jalan, sementara di Istanbul, ribuan orang berkumpul di kantor pemerintahan kota meskipun pihak berwenang telah memasang barikade di sejumlah titik strategis.
Imamoglu, yang berusia 54 tahun dan merupakan rival utama Erdogan dalam politik Turki, ditahan pada Rabu dengan tuduhan korupsi dan membantu organisasi teroris. Oposisi mengecam tindakan ini sebagai “upaya kudeta” dan menilai bahwa pemerintahan Erdogan tengah berusaha mencegah Imamoglu dari berpartisipasi dalam pemilu mendatang.
“Kami yakin Imamoglu akan menang. Jika pencalonannya diblokir, hal ini justru akan meningkatkan dukungan bagi oposisi,” kata Ozgur Ozel, ketua Partai Rakyat Republik (CHP), dalam wawancara eksklusif dengan Reuters.
Ozel menambahkan bahwa partainya akan secara resmi mencalonkan Imamoglu sebagai kandidat presiden dalam pemungutan suara internal yang dijadwalkan pada Minggu (23/3/2025).
Sumber: CNBC Indonesia