Kumbanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menyampaikan Rancangan Undang-Undang tentang APBN 2020 beserta Nota Keuangan pada Jumat siang ini (16/8/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terus memperlebar penguatan dengan naik 0,49% pada pukul 15.25 WIB di level 6.286,77.
Namun data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, di tengah optimisme yang dibangun Jokowi untuk periode keduanya dengan data asumsi makro ekonomi yang positif, beberapa saham pun menggelinjang, dan bergerak ke bawah alias menjadi top losers hari ini.
Saham dengan koreksi terdalam hari ini yakni PT MNC Land Tbk (KPIG) yang harga sahamnya minus 7,64% di level Rp 145/saham setelah beberapa hari sebelumnya melejit karena sentimen positif kerja sama dengan The Trump Organization saat Donald Trump Jr. datang menemui bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, Senin lalu (12/8/2019).
Saham dengan pelemahan kedua terbesar yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang minus 5,25% di level Rp 7.675/saham. Kamis kemarin, saham perusahaan kertas Grup Sinar Mas ini kompak menguat bersama dengan perusahaan terafiliasinya, yakni PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Hari ini, saham TKIM juga turun 3,21% di level Rp 10.550/saham.
Penguatan harga saham INKP dan TKIM kemarin lantaran terpengaruh adanya kabar keringanan pajak pembelian kertas. Dalam sepekan, saham INKP naik 7,42% dan TKIM menguat 7,40%.
Saham berikutnya yang juga turun ialah PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang minus 5,16% di level Rp 2.020/saham. Saham emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) juga turun 4,37% di level Rp 197/saham setelah sebelumnya terkena sentimen negatif penurunan peringkat perusahaan.
Padahal awal pekan, saham APLN sempat menguat didorong sentimen sektor properti yang bakal tumbuh di Kalimantan, lokasi baru Ibu Kota Negara. Sepekan terakhir, saham APLN masih mencetak gain 5,29%.
Emiten lain yang masuk top five koreksi hari ini yakni PT Equity Development Investment Tbk (GSMF). Saham perusahaan yang bergerak dalam bidang sewa guna usaha dan mulai beroperasi pada tahun 1985 ini turun 4,17% di level Rp 115/saham.
Siang tadi, Jokowi menyampaikan optimisme dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Pertumbuhan ekonomi kita trennya meningkat dari 4,88% di tahun 2015, menjadi 5,17% di tahun 2018, dan terakhir Semester I-2019 mencapai 5,06%. Angka pengangguran menurun dari 5,81% pada Februari 2015, menjadi 5,01% pada Februari 2019,” kata Jokowi dalam pidatonya.
Presiden mengungkapkan pada tahun 2020, pemerintah menyusun asumsi ekonomi makro yakni pertama, pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3% dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya.
“Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1% untuk mendukung daya beli masyarakat,” kata Jokowi.
Kedua, di tengah kondisi eksternal yang masih dibayangi oleh ketidakpastian, nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 14.400 per dolar Amerika Serikat. “Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi. Dengan demikian, suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan berada di tingkat 5,4%,” kata Kepala Negara.
Ketiga, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan sekitar US$ 65 per barel. Dengan sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai dinamika global, kata Presiden, pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak dan komoditas global.
Keempat, melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi. Target lifting (produksi minyak siap jual) minyak dan gas bumi di tahun 2020 diasumsikan masing-masing sebesar 734.000 barel dan 1,19 juta barel setara minyak per hari. [cb]