Kumbanews.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat utang pinjaman online (pinjol) kembali menanjak tajam. Per Oktober 2025, nilai outstanding pinjol menembus Rp92,92 triliun, melonjak 23,86 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan juga terjadi dari bulan sebelumnya yang berada di angka Rp90,99 triliun.
Meski tumbuh agresif, OJK mengingatkan bahwa sektor ini masih dibayangi risiko gagal bayar. Tingkat keterlambatan lebih dari 90 hari (TWP90) berada di level 2,76 persen, menunjukkan tekanan kredit yang terus mengintai industri pinjol.
“Outstanding pembiayaan pinjaman daring pada Oktober 2025 tumbuh 23,86 persen year-on-year dengan nominal Rp92,92 triliun,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK, Agusman, dalam RDK Bulanan (RDKB) November 2025 di Jakarta.
Sementara itu, kinerja lembaga pembiayaan secara keseluruhan tumbuh tipis. Total piutang perusahaan pembiayaan tercatat Rp505,37 triliun, hanya naik 0,68 persen secara tahunan, ditopang pembiayaan modal kerja yang naik 9,28 persen. Rasio NPF Gross berada di 2,47 persen, sedangkan NPF Net 0,83 persen.
Adapun gearing ratio perusahaan pembiayaan berada di posisi 2,15 kali, jauh di bawah batas maksimal 10 kali.
Di sisi lain, pembiayaan modal ventura justru turun 0,10 persen menjadi Rp16,30 triliun pada Oktober 2025.
Kontras dengan itu, industri pegadaian mencatat pertumbuhan paling agresif. Penyaluran pembiayaan melesat 38,89 persen yoy menjadi Rp120,45 triliun, didominasi produk gadai sebesar Rp98,74 triliun atau 81,99 persen dari total pembiayaan. (***)





