Viral di Sosmed, Sebelum Jadi Polisi Pak Eko Sempat Bekerja sebagai Cleaning Service

  • Whatsapp

Kumbanews.com- Siapa sangka, di balik melejitnya nama AKP Eko Hari Cahyono polisi yang viral dengan ketangkasannya melempar benda tajam ini punya cerita berliku. Tepatnya sebelum dia menjadi polisi, Pak Eko begitu publik mengenalnya. Pria yang berpangkat tiga balok di pundaknya memiliki perjuangan yang bisa di bilang cukup berat untuk jadi polisi seperti ayahnya.

1. Sebanyak enam kali Eko ditolak seleksi bintara

Bacaan Lainnya

Pria asal Ponorogo ini ternyata pernah ditolak sebanyak 6 kali sebelum menjadi Bintara. Eko yang sudah bertugas sejak tahun 1990 di Pusdik Sabhara Porong Sidoarjo menyebut dirinya beruntung bisa jadi anggota Polri. “Sepertinya ini keberuntungan, saya dulu daftar 6 kali bintara baru diterima,” ujarnya saat ditemui IDN Times di Aspol Pusdik, Selasa (28/8).

2. Meski ditolak, Pak Eko sambung hidup jadi kuli hingga cleaning service

Eko pun mencoba mengingat kembali masa-masa perjuangan untuk mewujudkan cita-citanya. Dia mengaku terinspirasi sang ayah untuk menjadi Polisi. Sebagai anak pertama, dia harus bisa mengikuti jejak ayahnya. “Saya sendiri soalnya dari enam saudara yang jadi daftar (Polisi). Kalau ayah tugasnya terakhir di Magetan sana,” jelas Eko.

Dia pun mencoba berbagi seleksi bintara khususnya di Jatim. Sayangnya, penolakan yang terus dia dapatkan. Dia pun ingat harus terus menyambung hidupnya sambil menunggu pembukaan seleksi kembali digelar. “Ya saya jadi kuli itu pernah kok, jadi cleaning service juga pernah. Pokoknya biar tetap ada pemasukan dulu,” ungkapnya.

3. Di usianya ke 25 tahun, Eko lolos seleksi Bintara

Sampai akhirnya dia bertekad untuk ke Banjarmasin Kalimantan mengikuti tes masuk bintara. Alhasil pada usianya yang ke 25 tahun Eko lolos dari seleksi. Tak hanya sampai di situ, Eko juga mengalami penolakan saat daftar perwira sebanyak empat kali. “Tahun 2008 saya lolos. Tapi saya ini sejak jadi polisi awal tugas tahun 1990 di sini (Pusdik Sabhara Porong), kuncinya jangan cepat menyerah,” pungkasnya.

Hal itulah yang menjadi teladan dari Eko, sampai akhirnya publik sekarang mengenal lontaran kata dan jargon ‘Masukkk Pak Eko’ dan ‘Nganu Loh Ndan’.

Pos terkait