Ketua Setiausaha Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, Datuk Dr. Anesee bin Ibrahim/RMOL
Kumbanews.com – Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia mengklarifikasi soal video viral yang memperlihatkan seorang guru di Malaysia memarahi murid karena menggunakan Bahasa Indonesia.
Ketua Setiausaha Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, Datuk Dr. Anesee bin Ibrahim, mengatakan tidak ada larangan bagi siswa di Malaysia untuk menggunakan bahasa apa pun dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, dalam konteks pembelajaran di ruang kelas, penggunaan bahasa, menurutnya harus merujuk pada standar kurikulum pendidikan.
“Tidak ada larangan. Tetapi jika siswa di Malaysia menjawab (soal) karangan dengan bahasa Bahasa Indonesia ya memang dilarang, karena standar pendidikan,” katanya kepada RMOL, usai acara pameran pendidikan di Jakarta, Sabtu, 12 Juli 2025.
“Hal yang sama terkadang terjadi pada generasi sekarang, mereka menggunakan bahasa Malaysia yang salah, dan bahasa media sosial juga salah,” imbuhnya.
Ia pun mengakui bahwa dalam ujian memang ada aturan penggunaan bahasa yang sesuai kurikulum. Bahasa Indonesia, sebagai bahasa asing dalam konteks pendidikan Malaysia, tidak digunakan dalam ujian kecuali memang sedang diujikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
“Jadi konteksnya sama. Dalam ujian, bahasa Malaysia yang benar harus digunakan. Jadi bukan karena bahasa Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa akar persoalan justru terletak pada pola pengasuhan anak di negara Jiran yang terlalu banyak diserahkan kepada pihak ketiga seperti asisten rumah tangga, sementara orang tua sendiri abai dalam menjalankan peran mendidik.
“Itu bukan masalah bahasa. Itu masalah orang tua yang terlalu sibuk dan menyerahkan tanggung jawab mendidik anak-anak mereka kepada orang lain,” lanjutnya.
Sebelumnya dalam video tersebut nampak terlihat seorang guru yang tampak kesal saat menemukan kata-kata berbahasa Indonesia dalam soal karangan muridnya.
“Memang dalam Bahasa Melayu ada kata ‘teman’, tapi yang lebih tepat digunakan adalah ‘kawan’. Kami pergi sekolah bersama kawan-kawan, bersama rekan-rekan, bukan bersama teman-teman. Terlihat jelas dia pakai Bahasa Indonesia,” ujar sang guru dengan logat khas Melayu.
Dalam video tersebut ia juga mengatakan bahwa kemungkinan besar para murid terlalu sering menonton konten dari Indonesia, sehingga mulai terbawa dalam penggunaan bahasa mereka.
“Kurang-kuranglah sikit tengok konten Indonesia,” katanya lagi.
Sumber: RMOL