Kumbanews.com – Jagad media sosial mendadak bersliweran video Wakil Bupati Pasuruan, KH. Mujib Imron yang kepleset menyebut Masker menjadi Banser saat memberikan pernyataan himbauan kepada masyarakat Kabupaten Pasuruan.
Video itu mendadak viral dan dibagikan di berbagai lini masa media sosial mulai dari Facebook, Instagram dan grup-grup WhatsApp pada Jumat (17/4/2020).
Video itu seolah memecah kejenuhan atas banyaknya aturan sosial dan anjuran yang muncul akibat pandemi Covid-19.
Kami pun menyebutnya sebagai sedikit hiburan di tengah badai. Siapapun orangnya mulai dari kepala daerah, tenaga medis, aparat keamanan tentu tidak lepas untuk mengikuti protokol kesehatan memakai banser demi memutus mata rantai virus Corona itu. Eh…memakai masker, maaf!.
Banser itu adalah singkatan dari Barisan Ansor Serbaguna. Wakil Bupati yang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren itu tentu lebih sering menyebut Banser daripada Masker. Beliau adalah seorang kyai dan mantan ketua PCNU Kabupaten Pasuruan yang sejak dulu kesehariannya ketemu anggota Banser.
Kata Banser, mungkin sudah ribuan kali disebutnya daripada masker yang baru diucapkan karena dikenalkan oleh si Corona.
Lalu apa hubungannya Masker dan Banser?. Jawabnya tidak ada. Tetapi kalau kita hubungkan pasti akan tersambung juga.
Pertama, Anggota Banser Di Kabupaten sekarang diwajibkan pakai Masker. Mereka diharapkan menjadi pelopor masyarakat agar masker dipakai sebagai salah satu pelengkap selayaknya orang pakai sandal atau sepatu ketika keluar rumah. Sudah nurut? Belum.
Kedua, Ketua Satgas Kabupaten Pasuruan, Irsyad Yusuf yang sekaligus Bupati Pasuruan adalah Kasatkorwil Banser Jawa Timur jadi lumrah kalau Gus Mujib, sapaan akrab Wabup Pasuruan itu salah sebut masker menjadi Banser. Mungkin pas lagi kangen sidak bareng hehehe…maklum beberapa kali hanya Wabup yang turun gunung untuk memeriksa kesiapan posko Satgas di tingkat Kecamatan dan Desa. Ketua Satgas atau Kasatkorwil kemana? Belum terkonfirmasi.
Ketiga, Bisa jadi Wabup gregetan karena masih banyak masyarakatnya yang gak pakai masker secara mandiri setiap keluar rumah. Sementara Pemkab masih belum juga membagikan 2,5 juta masker yang dijanjikan. Kok lama? Lha ya itu.
Keempat, bisa jadi Wabup terobsesi agar anggota Banser bisa “dipakai” masyarakat melawan Corona. Heheh…enggak kayaknya.
Yang jelas, itu murni khilaf. Barokahnya adalah Banser mendadak ikut viral bersama masker.
Baiklah, tulisan di atas memang tidak penting tapi memakai Banser ataupun Masker itu penting!
Doanya, semoga keduanya, baik Banser NU maupun Masker, membawa kebaikan sebagai ikhtiar untuk memutus mata rantai virus Corona. (*)