Dikenal Kritis Menyuarakan Suara Rakyat, Amirsyah: Ali Taher Sosok Pribadi Teladan

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Pusat, Dr Amirsyah Tambunan

Kumbanews.com – Kabar duka datang dari Anggota DPR RI F-PAN, Dr Ali Taher Parasong. Politisi PAN yang dikenal kritis dan selalu menyuarakan suara rakyat ini meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Ahad (03/01/21).

Bacaan Lainnya

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Pusat, Dr Amirsyah Tambunan turut berduka atas wafatnya kader terbaik Muhammadiyah, Dr Ali Taher Parasong.

Amirsyah menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya pria kelahiran Lamakera, Solor Timur, Flores Timur, 9 Februari 1961 tersebut.

“Inna lillahi wa Inna Ilahi Rajiu’un. Selamat jalan Mujahid Parlemen. Semoga husnul khatimah, diampuni segala dosa dan ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah Swt, Amiin,” kata Amirsyah saat dihubungi awak redaksi, Ahad (03/01/21).

Amirsyah menilai, Ali Taher adalah sosok pribadi yang penuh teladan. Dikatakannya, almarhum tak pernah sungkan meminta nasihat, saran, dan masukan. Baik saat sebagai aktivis Muhammadiyah maupun dalam perannya sebagai wakil rakyat di Senayan.

“Beliau sering meminta masukan dan saran terutama tatkala sedang melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang, karena beliau sadar betul sebagai wakil rakyat harus menyalurkan aspirasi untuk kepentingan umat dan bangsa,” ujar Amirsyah.

Amirsyah lebih lanjut mengenang, bagaimana sosok Almarhum yang tak pernah absen memberikan kritik yang konstruktif kepada pemerintah. Atas keberaniannya yang konsisten tersebut, Amirsyah menyebut almarhum sebagai Mujahid Parlemen.

“Terakhir kepada Menag RI. Sebagi politisi dan mujahid parlemen yang konsisten, terakhir memberi nasihat dia ke Menag RI yang selalu saja ngomong radikal terhadap umat Islam,” tutur Amirsyah.

Amirsyah lantas mengungkapkan, perkenalannya pertama kali dengan almarhum terjadi sejak 1990 an sebagai seorang aktivis. Bahkan saat itu Ali Taher belum masuk ke gelanggang politik.

Sebagai aktivis, Almarhum bergelut di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Lalu menjadi sekretaris Umum PP Pemuda Muhammadiyah saat posisi Ketum diisi oleh Prof Din Syamsuddin.

“Setelah itu masuk Anggota Majelis Hikmah PP. Muhammadiyah (2005 – 2010, saat yang sama menjadi Wakil Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Provinsi Banten (2005 – 2010),” papar Amirsyah.

“Sebelum mulai masuk gelanggang politik sering meminta nasehat kepada saya,” imbuh Amirsyah kemudian.

Tak hanya aktif di Persyarikatan Muhammadiyah, Almarhum Ali Taher tercatat pernah aktif di MUI sebagai anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI Pusat (2005 – 2010).

Sebagai sesama pengurus di MUI, Amirsyah merasa sangat terkesan dengan Almarhum yang mudah senyum, luas dan lues. Menurut Amirsyah, sikap Almarhum yang mudah bergaul itu lah yang menjadi modal untuk menjadi politisi yang sukses.

“Dalam pikiran beliau (Almarhum) seorang musuh lebih banyak dari pada 1000 lawan. Sebagai akademisi beliau juga aktif mengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Mengajar merupakan salah satu hobbi-nya. Karena kemampuan akademik yang baik, Almarhum meraih jenjang akademik Doktor (S3) di UNPAD Bandung,” tutup Amirsyah.

Ali Taher meninggal dunia pukul 14.00 WIB. Politisi PAN ini menghembuskan nafas terkahirnya setelah 6 hari dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih. Dikabarkan, sesaat sebelum wafat saturasi oksigen Ali Taher menyentuh angka 40 persen.(*)

Pos terkait