“Meninggalnya ibu Yulie bukan karena kelaparan, pertama karena takdir,” kata Syafrudin kepada wartawan di Serang, Selasa (21/4/2020).
Syafrudin sebelumnya menyatakan kondisi Yulie kurang tepat dikatakan kelaparan, karena saat Dinsos datang Minggu (19/4/2020), di rumah Yulie terlihat pisang goreng dan singkong.
“Saya mendapat kabar berita dari medsos bahwa ada warga Kota Serang yang di Kaloran itu 2 hari makan air, tidak makan nasi kemudian kelaparan, terus saya mengutus camat kecamatan Serang,” kata Syafrudin.
Selain camat, ada juga utusan dari Dinsos yang dapat pada hari Minggu memberikan bantuan. Menurut Syahfudin dari laporan yang ia dapat dari Dinsos, saat didatangi Minggu ada cemilan singkong dan pisang goreng.
“Kayaknya itu kurang pas, sebab di situ di ruangan itu ada pisang goreng kemudian ada singkong,” katanya menirukan laporan dari utusannya.
Keluarga tersebut menurutnya kemudian diberikan bantuan berupa beras. Bukan hanya dari pemkot tapi juga ada bantuan dari berbagai pihak mulai dari kecamatan sampai ormas. Bahkan Senin siang (20/4/2020), utusan dari Pemprov Banten juga datang, namun sorenya Yulie meninggal.
Lantas ada penyakit lain yang diderita Yulie?
Menurutnya berdasarkan informasi dari suami Yulie yang disampaikan ke salah satu utusan yang datang, bahwa almarhumah sering sakit kepala. Ia sendiri memang tidak mendapatkan informasi bahwa ada penyakit bawaan lain.
“Kedua, menurut informasi suaminya, melalui ketua HIPI semalam ta’ziyah, isrinya sering sakit kepala,” tambahnya.
Sebelum meninggal, ibu tersebut juga sempat mengalami pingsan. Syafrudin mengaku langsung menelepon kepala dinas agar dibawa ke puskesmas terdekat. Namun warga itu meninggal di perjalanan.
“Kesimpulannya, almarhumah ini bukan meninggal karena kelaparan,” katanya.
Atas nama pribadi dan Pemkot Serang, Syafrudin sendiri mengucapkan turut berduka cita atas warganya yang meninggal. Ia berdoa semoga almarhumah meninggal dalam keadaan baik. []