Foto: Kolase Logo Mobil BYD, Wuling, Cherry. (CNBC Indonesia)
Kumbanews.com – Banyak pabrikan China yang masuk ke industri otomotif RI. Sebagian ada yang langsung membuat pabrik seperti Wuling, dan kemudian BYD akan menyusul. Namun sebagian lainnya lebih memilih untuk ikut ke vendor pabrikan yang sudah lebih dulu ada di Indonesia, misalnya Geely, Jetour, hingga Chery yang merakit kendaraannya di pabrik Handal Indonesia Motor.
Wakil Presiden Komisaris PT Handal Indonesia Motor Jongkie D Sugiarto menilai sejumlah merek memilih untuk menggunakan pabrik yang sudah ada karena ingin melihat sekaligus mengetes pasar di Indonesia. Pasalnya membangun pabrik memerlukan investasi hingga triliunan.
“Kalau jualannya setahun baru 10 ribu (unit), apa iya udah pikirin Mau beli tanah? Mau bikin bangunan? Mau investasi triliun-triliunan? apa iya? Pengalaman saya itu nggak. Karena orang bikin itu kan harus mencapai skala ekonomis, biasanya begitu, Ya, kecuali duitnya nggak ada serinya. Kalau duitnya nggak ada serinya, apa juga dibikinnya. Jadi kita pakai logika saja,” kata Jongkie dikutip Jumat (24/1/2025).
Jika melihat penjualan beberapa merek China yang masuk ke pasar RI angkanya bervariasi, yang paling besar yakni Wuling dengan penjualan 21.923 unit, BYD yang terjual 15.429 unit serta Chery yang menjual 9.191 unit. Merek China lainnya menjual di bawah 4.000 unit tahun 2024 lalu. Jika penjualannya makin tinggi maka skala ekonomi untuk membangun pabrik bisa ketemu.
“Makanya saya jembatanin, saya tampung, saya jadi tukang jahit. Kalau dia bilang mau memutuskan tahun depan dia mau bikin sendiri, silahkan. Saya nggak bisa melarang. Dia pergi dari saya, tapi kan ada merek lain barangkali yang masuk. Di China mereknya ada ratusan. Iya dong, ada merek lain yang masuk. Ya kita tampung lagi,” kata ketua I Gaikindo itu.
Dengan semakin banyak merek China masuk ke RI bisa berdampak pada penyerapan tenaga kerja, asal merakit kendaraannya di dalam negeri. Selain itu penyerapan sparepart atau suku cadang juga bisa semakin maksimal, misalnya ban bahkan hingga komponen asesoris.
“Semua merek masuk yang diuntungkan siapa? Satu, karyawan. Lapangan kerja saya buka. Kedua, konsumen pilihannya makin banyak. Ketiga, dengan dirakit di sini, saya anjurin dia jangan impor lagi, beli lokal, ban lokal aja, cari jadi TKDN-nya naik. Kan banyak yang diuntungin,” kata Jongkie.
“Jadi bukan semata-mata saya mau cari profit doang. Itu kan ada investasinya, pabrik komponen gerak, berdampak ke pabrik ban. Bannya sudah pakai lokal. Ntar lagi karpetnya lokal. Iya kan, bertahap aja. Kan bagus buat pabrik komponen kita,” lanjutnya.
Sumber: CNBCIndonesia