Kumbanews.com – Polemik dugaan pungutan liar (pungli) yang melibatkan oknum guru SMA PGRI Manggarupi, kabupaten Gowa, berinisial SA terus bergulir. Pasalnya orang tua siswa mengeluhkan besaran biaya yang harus dibayarkan pada acara pentas seni (Pensi) mencapai Rp500.000 per siswa, Sabtu (18/1/2025).
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Divisi Pendidikan LSM PERAK Indonesia, Abd. Malik Al Ansyari, mengatakan akan melakukan penelusuran ke sekolah tersebut dan mengumpulkan keterangan serta bukti-bukti.
“Segera kami telusuri dan jika ada dugaan pelanggaran pidana di dalamnya pasti kami laporkan,” tegasnya .
Malik juga mendesak Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan Ketua PGRI Sulsel untuk mengevaluasi Kepala sekolahnya serta memberikan sanksi kepada oknum guru tersebut jika terbukti.
“Disdik dan PGRI Sulsel harus responsif menangani hal tersebut dan memberikan sanksi tegas jika terbukti,” pungkasnya.
Diketahui kasus dugaan pungli oknum guru SMA PGRI Gowa berinisial SA, terungkap setelah beberapa siswa menunjukkan pesan WhatsApp SA, yang meminta uang sebesar Rp500.000 per siswa untuk biaya baju adat dan make-up. Yang lebih mengejutkan, SA diduga mengancam kelulusan siswa yang menolak berpartisipasi. Ancaman ini menimbulkan keresahan dan ketakutan di kalangan siswa.
Sementara itu Kepala Sekolah SMA PGRI Manggarupi, dikonfirmasi pada (13/1) membantah adanya pungutan sebesar Rp500.000. Dirinya berdalih bahwa biaya partisipasi yang disepakati hanya Rp250.000, dan akan digunakan siswa untuk menyewa peralatan pentas seni.
” Biaya yang disepakati sebesar Rp 250.000 bukan Rp 500.000 . Biaya itu akan digunakan nanti untuk menyewa peralatan pada acara Pensi yang akan digelar tanggal (22/1)mendatang,”ucap Kepsek SMA PGRI Manggarupi (16/1).
Selanjutnya, oknum guru SA saat dikonfirmasi melalui panggilan WhatsApp membantah kalau dirinya melakukan pengancaman kepada siswa yang menolak berpartisipasi di acara Pensi. Meski diperlihatkan bukti tangkapan layar pesan yang ia kirim ke siswa. SA tetap bersikeras tidak mengakui perbuatannya dan lebih parahnya lagi SA mengaku jika akun WhatsApp-nya mungkin telah digandakan.
” Tidak ada Pungli apalagi sampai melakukan ancaman kepada siswa, mungkin akun WhatsApp saya digandakan” kata SA kepada kumbanews.
Editor: Muh Yusuf Hafid