Bantu Petani, Pemkab Maros Kerahkan 650 Personel Pasang Jaring di Sawah Yang Terdampak Hama Burung Pipit

Bupati Maros Chaidir Syam saat turun langsung di Desa Alatengae Kecamatan Bantimurung memantau pemasangan jaring di areal persawahan warga (Foto : Istimewa)

Kumbanews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros mengerahkan 650 personel gabungan untuk membantu petani mengusir serangan hama burung pipit di sejumlah kecamatan.

Bacaan Lainnya

Bupati Maros H.A.S. Chaidir Syam mengatakan langkah tersebut ditempuh setelah adanya laporan 90 hektar sawah petani dalam dua minggu terakhir ini diserang hama burung pipit.

“Ini merupakan langkah kami dari pemerintah untuk membantu petani yang terdampak serangan burung pipit di dua kecamatan, yakni Turikale dan Bantimurung ,” kata Chaidir Syam.

Lebih lanjut, Chaidir Syam menyebutkan 650 personel gabungan yang diturunkan tersebut adalah untuk membantu petani memasang jaring di area persawahan.

“Kita turunkan personel Satpol PP 500 orang, BPBD 100 orang dan pilar sosial tagana 50 orang,” urainya.

“Jaring yang diberikan berjumlah 60 buah. Ukurannya 3 kali meter kali 60 meter dan dipasang di sawah yang masih produktif,” tambahnya.

Chaidir Syam menjelaskan serangan burung pipit ini diduga kuat akibat jadwal tanam yang tidak bersamaan.

Sehingga burung pipit hanya berkumpul di lokasi yang sudah hendak panen saja.

“Bisa jadi kondisi pola tanam yang tidak serentak dan penggunaan bibit varietas padi yang banyak diuji coba, dan rupanya berdampak buruk. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi,” bebernya.

Akibat serangan burung pipit ini, sebagian petani yang sawahnya terdampak serangan hama ini hanya bisa pasrah mengalami gagal panen.

Sementara sebagaiannya lagi memilih untuk memanen padi lebih awal sehingga mengakibatkan kualitas padi tidak begitu maksimal.

“1 hektare bisa sampai 8-10 ton. Jika kita pasang jaring ini dengan cepat kita bisa selamatkan sekitar 70-80 persen, jadi bisa kita selamatkan sekitar 30-30 persen. Sekarang kerugian petani sekitar 210 ton, dikalikan harga gabah 4000/kg, itu bisa sampai 2.8 M,” pungkasnya.

Salah seorang petani yang terdampak serangan burung pipit, Jufri mengaku jika biasanya bisa memperoleh padi 400 karung dari sawahnya yang seluas kurang lebih 3 hektar, kini dia hanya mendapatkan 20 karung saja.

“Petani terpaksa memanen padi meski masih muda. Memang jumlah panennya menyusut, dari yang sebelumnya kita bisa memanen sampai 400 karung, sekarang sisa 20 karung saja,” tuturnya.

Bupati Maros Chaidir Syam saat turun langsung di Desa Alatengae Kecamatan Bantimurung memantau pemasangan jaring di areal persawahan warga .

“Kami pun ragu pedagang mau membeli karena kondisi padinya diambil saat masih muda yang tentunya kualitasnya akan berbeda dengan padi yang dipanen tepat waktu. Kalau dihitung-hitung kerugian saya sendiri sampai Rp 35 juta,” tutupnya. (**)

Pos terkait