Kumbanews.com – Sejumlah kejadian gempa di Indonesia terus mengalami peningkatan jumlah kejadian. BMKG terus menganalisis dampak dari gempa-gempa ini, termasuk potensi adanya tsunami paling buruk di Jawa Timur, yakni mencapai 29 meter.
Hal ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam webinar Kajian Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur. Dalam paparannya, Dwikorita mengingatkan adanya potensi tsunami besar akibat gempa besar yang bisa saja terjadi di Jawa Timur.
“Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek, itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar,” kata Dwikorita dikutip dari Youtube InfoBMKG, Rabu (2/6).
“Misalnya Pacitan tinggi 25-28 meter, waktu datang 26-29 menit. Ini di seluruh pantai di Jawa Timur sudah ada data analisis kami silakan untuk menjadi acuan selanjutnya,” tambah dia.
Tak hanya itu, genangan akibat tsunami itu juga bisa cukup tinggi. Hal inilah yang harus diwaspadai pemerintah daerah di Jawa Timur.
“Ini sudah masuk genangan, bukan tinggi gelombang di pinggir pantai. Genangan bisa mencapai 22 meter, ini sampai masuknya juga menjorok cukup jauh [ke darat],” jelas dia.
Selain itu, dari hasil pemetaan, penelitian, dan pengamatan data dari kegempaan yang terjadi beberapa tahun terakhir. Terlebih, Jawa Timur punya sejarah tsunami yang merusak, seperti yang terjadi pada 2 Juni 1994.
“Di pantai selatan ini, ada beberapa titik yang belum muncul. Masih ada titik putih artinya belum ada kekuatan yang keluar,” tambah dia.
“Pemodelan ini kami gunakan potensi terbesar, yakni kekuatan gempanya 8,7 magnitudo. Ini jelas bisa membangkitkan tsunami,” ucap dia. []