Kumbanews.com – Perum Bulog tengah ‘berdarah-darah’ karena terlilit utang Rp 28 triliun. Salah satu cara Bulog mengatasi utangnya yakni dengan menjual beras ke karyawan-karyawan di bank BUMN, yakni BNI dan BRI.
Sejak bulan Oktober, Bulog telah menjual 25.000 paket beras untuk BNI. Satu paket beras Bulog tersebut berisi 5 kilogram (kg) beras premium, dan 2 kg beras merah.
“Kita tidak bicara menutupi utang. Kita punya utang, tapi ini solusi bagaimana kita mengatasi itu. Jadi tidak boleh menyalahkan utang, tidak. Ini salah satu solusi,” kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) di gudang PangananDotCom, Jakarta Utara, Selasa (26/11/2019).
Saat ini, Bulog merupakan BUMN yang memperoleh pendapatannya sebesar 80% dari penugasan pemerintah, dan 20% dari kegiatan komersial. Buwas mengatakan, untuk memperkuat keuangan, pihaknya mau memperlebar kegiatan komersial menjadi 50%.
“Sekarang kita bicara komersial, yang next komersial ini 50-50. Penugasan 50%, komersial 50%. Siapa tahu nanti bisa 80% komersial, 20% penugasan. Berarti kita lebih kuat,” ujar Buwas.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komersial Bulog Mansur menuturkan, harga paket yang dijual Bulog kepada BNI senilai Rp 150.000/paket. Artinya, dalam dua bulan ini Bulog telah menjual 50.000 paket senilai Rp 7,5 miliar.
“Nilainya Rp 150.000, itu per bulan. Baru berjalan dua bulan untuk BNI. Nanti kan setelah ini yang memesan orang-orang BRI, kalau BNI sudah. Kalau BRI baru dimulai bulan ini,” imbuh Mansur.
Kemudian, Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN BRI, Agus Noorsanto mengungkapkan, di bulan November ini, Bulog juga menjual berasnya kepada BRI sebanyak 40.000 paket. Paket-paket tersebut dijual Bulog untuk karyawan BRI di wilayah Jakarta.
“BRI sekitar 40.000 paket. Karena karyawan BRI lebih banyak, dan ini setiap bulan,” papar Agus.
Agus mengatakan, pihaknya akan melakukan uji coba pembelian paket Bulog rutin selama tiga bulan ke depan. Jika uji coba berjalan lancar, maka pihaknya akan melanjutkan kontrak kerja sama dengan Bulog satu tahun berikutnya, untuk seluruh karyawan BRI di Indonesia.
“Ya nanti kota piloting dulu, tiga bulan lancar, nanti kita satu tahun kontrak. Mungkin jumlahnya bisa nambah, karena ini beras bagus. Kalau karyawan BRI sekitar 130.000-an, ya kira-kira saja. Ini kita uji coba dulu karena melihat cara pengiriman dan lain-lain. Nanti kalau lancar kita evaluasi,” tutup Agus.(dtk)