ILustrasi/RMOL via AI
Kumbanews.com – Harga Bitcoin (BTC) dibanderol 105.391 Dolar AS pada Sabtu 14 Juni 2025, setelah sempat turun ke level di bawah 105.000 Dolar AS menyusul serangan militer Israel ke Iran.
Ledakan besar dilaporkan terjadi di Teheran pada Kamis malam sekitar pukul 23.00 waktu setempat, dan Israel mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Tak lama kemudian, harga Bitcoin langsung turun drastis hingga menyentuh 102.953 Dolar AS.
Banyak investor khawatir Bitcoin bisa jatuh lebih dalam, bahkan menembus batas psikologis 100.000 Dolar AS – meski akhirnya itu tidak terjadi.
Menurut analis dari CryptoQuant, Amr Taha, penurunan harga ini kemungkinan adalah efek dari aksi jual panik akibat konflik tersebut. Ia menyebut kondisi ini bisa menjadi “kapitulasi”, yaitu saat banyak investor menyerah dan menjual aset mereka, yang biasanya jadi sinyal harga akan segera pulih jika situasi pasar membaik.
“Sejarah menunjukkan, ketika aksi jual mencapai ekstrem tertentu (lebih dari 160 juta dolar dijual), itu sering menandai titik terendah jangka pendek,” kata Taha, dikutip dari media kripto CCN.
Namun, meski ada kemungkinan Bitcoin mulai stabil, data dari transaksi on-chain menunjukkan belum ada sinyal kuat untuk pemulihan cepat. Indikator rasio beli/jual di bursa menunjukkan angka 0,96 – di bawah batas ideal 1. Artinya, saat ini jumlah penjual masih lebih besar daripada pembeli.
Kalau tren ini terus berlanjut, harga Bitcoin bisa tetap lemah dan berisiko turun lagi, bahkan di bawah 100.000 Dolar AS dalam waktu dekat.
Sumber: RMOL