Kumbanews.com – LSM Perak Sulsel menyayangkan terkait dugaan pungutan liar (Pungli) yang dilakukan oknum di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)15 Makassar. Koordinator Divisi Pengaduan Masyarakat dan Kebijakan Publik Perak Andi Sofyan, SH mengatakan bahwa kasus tersebut harus segera diusut.
Dirinya menduga jika pungli yang diduga dilakukan oknum di SMAN 15 secara terstruktur.
” Bisa saja pungli ini sudah terstruktur yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” katanya. Sabtu, (10/12/2022).
Selain itu Andi Sofyan juga mengingatkan kepada kepala sekolah untuk tidak melakukan pembiaran. Apalagi kepsek ini sudah lama bertugas disana hampir 5 tahun jangan sampai publik berasumsi ada keterlibatan Kepsek SMAN 15
Makassar.
“Yang membocorkan kasus ini kan sumber yang bisa dipercaya terkait beberapa item pungli di SMAN 15 Makassar. Dan saya berharap semoga kepala sekolah SMAN 15 Makasaar, bapak Bunyamin tidak terlibat atau mendukung Pungli yang meresahkan orang tua murid. Dan ini kegiatan yang jelas- jelas bisa mengarah ke tindakan pidanaa, tegas Andi Sofyan.
“Kami sebagai lembaga swadaya masyarakat ( LSM) akan turun ke lapangan mengkroscek kebenaran ini. Dan kalau memang ada indikasi ke Pungli siapapun yang terlibat pasti kami akan laporkan,”tambahnya.
Sofyan juga meminta kepada oknum yang terlibat Pungli agar cepat sadar.
“Jadi oknum yang diduga melakukan pungli agar cepat sadar dan hentikan praktek-praktek karena bisa mencederai institusi pendidikan khususnya di Sulawesi Selatan,”tutupnya.
Sebelumnya salah satu narasumber yang merupakan orang tua siswa, kepada media ini mengatakan pembayaran yang paling parah adalah pembayaran 3S ( Sedekah Seribu Sehari ) setiap hari membayar dengan alasan itu utang masjid.
” Itu iuran 3S yang paling parah, setiap hari membayar katanya itu utang masjid, baru masjid begitu terus tidak adaji perubahannya,”katanya.
Menurutnya, kalau tidak dibayar setiap hari maka besok dia berutang lagi, padahal katanya seikhlasnya ji. Tapi, semua siswa hampir setiap hari membayar, dia bilang utang masjid katanya belum lunas.
” Itu yang bilang langsung sumbangan masjid namanya pak Arafah guru agama, siswa dibebankan setiap hari dan harus bayar katanya utang masjid,” terangnya.
Selain itu, dirinya juga mengeluhkan pembayaran Uang Lab pembayaran pembelian nilai dan LKS, dirinya menjelaskan siswa sudah tidak remedial karena guru jual nilai.
” Yang jual nilai namanya ibu Asma, satu nilai Rp10 ribu, itu ketua kelasnya anakku yang bilang siapa mau beli nilai harganya Rp10 ribu satu nilai,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 15 Makassar Bunyamin yang di konfirmasi mengatakan, itu sumber kita wawancara atau dari mana, karena Itu persoalannya saya dapat di status facebook.
” Jadi apa yang kita katakan itu di status Facebook, dan saya sudah cerita banyak dengan yang punya status itu,” sangkalnya.
Dipertanyakan masalah uang Lab dirinya menjawab kalau itu yang masuk lab hanyalah penuntun yang disuruh anak-anak, gurunya hanya membuatkan.
” Foto copy tersebut di koordinir oleh kelasnya, temannya sendiri yang suruh foto copy jadi 27 lembar plus jilid di hargai 20 ribu,” terangnya
Sementara itu menurutnya 3S itu adalah Sedekah Seribu Sehari dan itu sudah ada sebelum saya ada disini. Hasilnya sedekah itu di pakai membiayai kerusakan masjid.
” Hasilnya sedekah itu di pakai membiayai kerusakan masjid, patokan puluhan juta mungkin itu biaya masjid yang mau di bayar dengan target Rp12 juta,” jelasnya
Terkait pembayaran Rp10 ribu persatu nilai dirinya menjawab akan menginvestigasi dulu karena itu belum jelas.
” Kasi kesempatan dulu untuk tanya ke guru-gurunya, untuk menyelesaikan persoalan ini dan saya sudah tau itu orangnya ASN, ” akunya.
Selain itu yang menjadi sorotan media terkait pembayaran LKS menurut Bunyamin, kalau ada yang menjual seperti itu berarti kita kecolongan.
” Dirapat tersebut kita sering sampaikan berulang-ulang, kalau ada penjual LKS mungkin guru yang ketemu di luar, seharusnya itu LKS di buat sendiri oleh guru, ” tutupnya.