Wartawan senior FNN, Agi Betha (tangkapan layar/RMOL)
Kumbanews.com – Pemecatan Presiden ketujuh RI Joko Widodo dan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka, dianggap sebagai sejarah baru dalam dunia politik nasional.
Hal tersebut disampaikan Wartawan Senior FNN Agi Betha, dalam podcast Wartawan Senior Hersubeno Arief pada Selasa, 17 Desember 2024.
Dia menilai, PDIP yang telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024 bukan lagi sekadar wacana.
Namun yang hal baru dalam sejarah perpolitikan Indonesia, pemecatan yang dilakukan oleh PDIP dilakukan terhadap Jokowi sebagai mantan pemimpin tertinggi negara yang pernah menjabat selama dua periode, dan putranya Gibran yang kini tengah menjabat sebagai wakil presiden.
“Ini luar biasa sekali, dimana seseorang yang masih menjabat secara definitif sebagai orang nomor dua di negara sebesar Indonesia, dipecat oleh partainya ini berita besar. Begitu juga Jokowi,” ujar Agi Betha.
Dia memperkirakan, persepsi publik nasional maupun internasional akan berubah kepada Jokowi dan Gibran, akibat dari kebijakan PDIP yang memecat mereka.
“Jadi sekarang curriculum vitae dari Jokowi, kemudian Gibran, yang satu mantan presiden dan yang satu wakil presiden definitif saat ini, itu ditambahkan ke dalam daftar profil mereka sebagai kader pecatan,” tutur Agi Betha.
“Meskipun tidak menjabat lagi, tapi Jokowi ini masih berusaha terus untuk cawe-cawe dan menjadi 3 periode secara tidak resmi. Lewat mana? Lewat anaknya, lewat kroni-kroninya, lewat oligarki yang dekat dengannya dan sebagainya,” sambungnya.
Oleh karena itu, Agi Betha memandang peristiwa pemecatan terhadap Jokowi beserta anak dan menantunya Bobby Nasution, bukan satu hal yang biasa di mata publik.
“Jadi peristiwa ini tidak main-main tentunya. Ini salah satu sejarah yang tertoreh di Republik Indonesia, dimana mereka dipecat. Dan bahkan nanti media luar negeri mereka mendefinisikan kedua orang ini bahwa mereka dipecat oleh partainya,” demikian Agi Betha menambahkan.
Sumber: RMOL