Kumbanews.com – Massa aksi bela kalimat tauhid telah berkumpul di depan gedung Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Jumat 26 Oktober 2018 siang.
Massa aksi menuntut pemerintah mengusut oknum Gerakan Pemuda (GP) Ansor atau barisan serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) yang diduga menjadi pelaku pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid beberapa waktu lalu.
Dari atas mobil komando, salah seorang koordinator aksi massa menyatakan kecaman keras pada oknum GP Ansor yang membakar bendera. Tak hanya itu, ia juga curiga pembakaran dilakukan oleh oknum Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Siapapun yang membakar kalimat tauhid harus diusut, jangan-jangan ini bukan Banser tapi PKI,” ujarnya.
Ia kemudian menegaskan bahwa siapapun yang anti agama atau anti kalimat tauhid maka termasuk golongan PKI. Untuk itu, ia meminta agar bersiap melawan PKI.
“Siap lawan PKI!” ujar koordinator aksi massa yang dijawab seruan siap dari massa.
Ia juga meminta massa aksi menyatukan niat untuk membela kalimat tauhid. Aksi hari ini tak hanya dilakukan di Jakarta, namun juga sejumlah wilayah lain di Indonesia.
“Di berbagai daerah membela kemuliaan panji Rasulullah. Mari satukan niat kita, bulatkan tekad kita, bela kalimat tauhid,” ucapnya.
Minta Tersangka Jangan Dibebaskan
Massa aksi bela tauhid juga menuntut agar kepolisian tidak membebaskan anggota Banser NU yang membakar bendera tersebut.
“Langsung dijadikan tersangka, saya minta kepada polisi yang membakar bendera jangan dibebaskan,” kata salah seorang orator.
Seiring dengan itu, kalimat tauhid ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’ terus digaungkan bersama dengan kalimat takbir.
Aksi ini diiikuti oleh masyarakat dari berbagai usia. Rata-rata mereka mengenakan busana muslim yang mayoritas berwarna putih untuk laki-laki.
Sementara peserta perempuan mengenakan pakaian berwarna hitam yang sebagian di antara mereka gunakan cadar atau penutup wajah. Massa juga membawa bendera dengan kalimat tauhid.