Kumbanews.com – Saat ini, cukup dengan smartphone, seseorang sudah bisa menghasilkan karya film. Ada banyak hal yang dimudahkan dengan teknologi di dalam perangkat tersebut.
Meski begitu, tidak sedikit juga orang yang bingung apabila ingin membuat sebuah film hanya dengan menggunakan teknologi smartphone.
Sutradara Jay Subiyakto mengingatkan bahwa apabila ingin membuat film menggunakan ponsel pintar, yang terpenting adalah ide yang ada dalam diri manusia.
“Apa pun itu, sebenarnya di film adalah ide dari sutradaranya, bukan dari peralatan,” kata Jay dalam premiere film pendek Oppo CineFinders di Jakarta, Jumat (23/10/2021).
Jay mengatakan, ide sesungguhnya ada di pikiran manusia, bukan alat yang digunakan, sehingga teknologi digunakan agar seseorang bisa mencapai ide tersebut.
“Yang penting, selalu kita pikir dari otak kita sendiri, dari budaya kita sendiri. Jadi kita selalu mengakar pada kebudayaan kita sendiri,” tambah sutradara film ‘Banda The Dark Forgotten Trail’ itu.
Menurutnya, meski teknologi yang digunakan berasal dari luar, tetapi apa yang ditampilkan dalam film dapat mengandung budaya dan seni dari negeri sendiri.
Menarik untuk Dijelajahi
Sementara itu, menurut sutradara Riri Riza, teknologi perekaman sekarang sudah berkembang dan menarik untuk dijelajahi oleh anak-anak muda dan pembuat film.
“Dia bisa menjadi alat cerita yang akan menjadi, seperti identitas yang sangat personal dari setiap pembuat film,” kata sutradara ‘Petualangan Sherina’ ini.
Riri mengatakan, seorang pembuat film seharusnya terus mencari gayanya dalam bercerita, serta mengikuti perkembangan teknologi terbaru.
“Keterbatasan teknologi juga bisa menjadi estetikanya,” kata pria yang memulai debut penyutradaraannya di film ‘Kuldesak’.
Riri menegaskan, seorang pembuat film yang benar-benar cinta akan dunia perfilman dan suka bercerita dengan medium itu, maka bisa memanfaatkan smartphone untuk membuat kreativitas yang erbeda dengan yang lain.
Interkonektivitas
Unsplash – Alexander Dummer
Sutradara Garin Nugroho, dalam kesempatan yang sama, mengatakansmartphone harus bisa menjadi perpustakaan, ruang workshop, serta pameran dari karya.
“Nanti kalau interkonektivitas itu berjalan lebih luas, antara handphone, bioskop, lalu post produksi yang CGI, dan sebagainya, justru teknologi handphone ini membawa perluasan dan kesatuan,” kata Garin.
Perluasan dan kesatuan tersebut bisa terjadi penonton, ruang tonton, workshop, dan perpustakaan, serta teknologi-teknologi baru yang saling mendukung untuk menjadi sebuah karya bagus.
Garin berpesan, apabila seseorang ingin membuat film dengan handphone, perlu diingat bahwa perangkat tersebut sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan di era digital.
“Dan handphone adalah interkonektivitas yang paling efisien, efektif, di tangan kamu. Jadi jalankan saja, besok juga langsung ciptakan saja,” pungkasnya.
Liputan6