Tingkat Perceraian Makin Meningkat, Menag Lukman: Karena Degradasi Pemaknaan Pernikahan

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengaku sangat prihatin dengan angka perceraian yang terus meningkat setiap tahunnya. Karena telah terjadi pergeseran luar biasa, terkait dengan substansi dan kesakralan perkawinan yang dianut semua agama.

Menurut Lukman, sebagian generasi saat ini menganggap perceraian itu bukan semata karena ketidakcocokan antara suami istri, tetapi karena sesuatu yang bisa direncanakan.

Bacaan Lainnya

“Karena mereka sebelum nikah, sudah saling bersepakat, antara pasangan lai-laki dan perempuan, kalau kita nikah dua tahun saja, atau tiga tahun saja, setelah itu kita cerai,” katanya seperti dilansir dari Antara, Selasa 18 September 2018.

Lukman menjelaskan, telah terjadi pergeseran nilai dimana semakin banyak angka kawin-cerai, semakin berubah status sosial di lingkungan kita. Telah terjadi degradasi atau penurunan pemaknaan akan pernikahan itu.

“Semua agama meyakini, bahwa pernikahan itu adalah peristiwa sakral, tidak hanya perjanjian antara kita sesama umat manusia yang berbeda jenis kelamin, tetapi perjanjian yang disaksikan atas nama tuhan. Dan semua agama sangat memuliakan pernikahan,” jelasnya.

Kemudian, kata politisi PPP, hampir semua orang tidak mendapatkan pendidikan yang terstruktur, sistematis dan terencana. Terutama bagaimana cara menjadi orang tua yang baik itu serta seperti apa hubungan relasi suami istri.

“Itulah kenapa sejak dua tahun lalu, kita serius membenahi pendidikan pra nikah, dan kita sudah mengeluarkan tiga modul dan akan terus kembangkan,” ungkapnya.

Lukman menegaskan pendidikan bagi orang tua jauh lebih penting. Alasannya hanya dengan orang tua yang baik saja, akan melahirkan anak-anak yang berkualitas. Padahal selama ini banyak masyarakat tidak mendapatkan pendidikan sebagai orang tua, karena menjadi orang tua itu sangat susah.

“Sebelum generasi muda kita menjadi ayah dan ibu nantinya, mereka harus diberikan wawasan yang baik, agar angka perceraian dan kekerasan rumah tangga tidak semakin meningkat,” tutupnya.

Pos terkait