Kumbanews.com – Ketua Sekretaris Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi M Taufik mengatakan, di TPS 104 RT 15 RW 07 Cilandak, Jakarta Selatan, hanya tercatat satu pemilih dalam daftar pemilih tetap hasil perbaikan ke dua (DPTHP-2). Namun hal itu langsung dibantah oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman.
Arief mengakui, ada kesalahan teknis yang terjadi. Karena itu, lanjutnya, tidak benar jika hanya ada satu orang dalam satu TPS.
“Jadi di satu TPS ini, kan terdiri orang RT 1 RT 2 dan seterusnya, ada yang dari RW sini seolah-olah masuk ke sini, loh kok RW ini satu orang saja yang masuk bukan di TPS itu isinya satu orang saja. Nah ternyata salah nulis juga, dia seharusnya bukan RW 15, tapi RW 13, kalau enggak salah gitu loh,” kata Arief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 19 Maret 2019.
Dia menegaskan, data tersebut juga sudah diperbaiki oleh KPU DKI. Sehingga tak ada lagi satu TPS yang berisi satu orang pemilih.
“Bukan mulai, sudah dibenerin,” ucapnya.
Diketahui, Ketua Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Muhammad Taufik, mengatakan, ada sekitar ribuan warga Jakarta, yang terancam kehilangan hak konstitusionalnya pada 17 April 2019, untuk memilih presiden dan wakilnya di Pilpres dan Pileg.
“Temuan ribuan DPT bermasalah ini sangat prihatin, karena data dari penetapan penyempurnaan daftar pemilih tetap hasil perbaikan ke dua (DPTHP-2) masih berantakan,” kata Taufik dikutip dari Antara, Senin (18/3).
Ketua DPD Partai Gerindra DKI itu menerangkan, hasil sisiran tim data Seknas Prabowo-Sandi, dari data DPTHP-2 banyak sekali keanehan karena satu TPS di RT/RW setempat hanya terdapat satu orang pemilih warga asli.
“Misalnya, di TPS 104 RT 15 RW 07 Cilandak. Masa jumlah pemilih cuma satu orang. Warga yang lain ke mana? Belum lagi, ada jumlah RW 22, padahal di situ RW-nya hanya 11. Dugaan saya, ini menjurus kecurangan,” kata Taufik, di Posko Seknas Prabowo-Sandi, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat. (*)