Kasus HIV/AIDS di Maros Terus Naik, LSL Dominasi Penularan

Peringatan Hari AIDS Sedunia di Kantor Bupati Maros ungkap tren kenaikan kasus HIV dari tahun ke tahun. (Foto: istimewa)

Kumbanews.com – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Maros terus meningkat setiap tahun, berdasarkan data Dinas Kesehatan Maros yang mencatat 165 ODHA menjalani terapi ARV sejak 2021 hingga November 2025. Tren kenaikan terlihat jelas dari laporan tahunan, di mana LSL (Lelaki Seks Lelaki) masih menjadi faktor penyumbang terbesar.

Peringatan Hari AIDS Sedunia yang digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Maros pada Senin, 1 Desember 2025, menjadi momentum membeberkan kondisi terkini. Hadir Bupati Maros Chaidir Syam, Kepala Dinas Sosial Sulsel Abdul Malik Faisal, serta para pelajar dari berbagai sekolah.

Bacaan Lainnya

Bupati Chaidir menegaskan bahwa upaya pencegahan harus menyentuh struktur pemerintahan paling bawah.

“Kita mengukuhkan forum masyarakat peduli HIV/AIDS di desa, kelurahan, dan kecamatan. Ini langkah preventif untuk memutus mata rantai penyebaran,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa edukasi mengenai bahaya perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkoba dan seks bebas akan diperkuat, terutama bagi generasi muda.

Dari tingkat provinsi, Kepala Dinas Sosial Sulsel Abdul Malik Faisal memaparkan bahwa angka HIV di Sulsel juga melonjak. Tahun 2020 tercatat 1.526 kasus, naik menjadi 1.881 kasus pada 2021, kemudian melonjak ke 2.575 kasus pada 2022 dan 2.669 kasus pada 2023. Tahun 2024 sedikit turun menjadi 2.486 kasus.

“Penurunan 2024 bukan alasan untuk lengah. Justru harus memperkuat pencegahan,” tegasnya.

Makassar, Parepare, dan Palopo tercatat sebagai wilayah dengan kasus tertinggi. Faktor pemicu penyebaran di Sulsel masih didominasi oleh penggunaan narkoba bergantian dan seks tidak aman.

Malik menambahkan, angka kematian akibat HIV/AIDS relatif rendah karena ODHA wajib menjalani terapi ARV secara rutin. Akses pemeriksaan HIV/AIDS kini semakin terbuka di berbagai fasilitas kesehatan, khususnya bagi kelompok rentan dan pengguna narkoba.
“Deteksi dini sangat penting. Skrining kami buka seluas-luasnya untuk mencegah penularan sedini mungkin,” tutupnya. (***)

 

Pos terkait