15 Ribu Warga Mengungsi, Ini Nama -nama Korban Banjir Bandang Masamba yang Meninggal

  • Whatsapp

Foto Istimewa

Kumbanews.com – Tragedi banjir bandang di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, merenggut banyak korban jiwa.

Bacaan Lainnya

Dilaporkan, sebanyak 13 orang meninggal dunia dan puluhan orang hingga dalam musibah banjir bandang saat itu.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, infokan jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Masamba.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara Muslim Muchtar, korban bertambah jadi 13 orang.

“Per malam ini pukul 19.30 Wita, korban meninggal 13 orang,” kata Muslim di Kantor BPBD Luwu Utara, di Jalan Simpurusiang, Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Selasa (14/7/2020).

Berikut nama, umur, dan alamat korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Masamba:

1. Gandi (35) / Pontaden

2. Askar (49) / Pontaden

3. Nahmu (47) / Radda

4. Sitti Wahyu (63) / Sapek

5. Sabarina (56) / Pontaden

6. A Nina Saad (23) / Pontaden

7. Mahmud (47) / Radda

8. Disya (10) / Masamba

9. Tanpa Nama / Kampung Kurra

10. Amri (43) / Radda

11. Tanpa Nama / Radda

12. Tanpa Nama / Radda

13. Muhammad Idris (85) / Masamba Affair.

Ada 15 ribu jiwa mengungsi

Lima kecamatan dan puluhan desa/kelurahan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, diterjang banjir, Senin-Selasa (13-14/7/2020).

Lima kecamatan itu adalah Kecamatan Masamba, Kecamatan Baebunta, Kecamatan Baebunta Selatan, Kecamatan Malangke, dan Kecamatan Malangke Barat.

Khusus di Kecamatan Masamba dan Kecamatan Baebunta Selatan, wilayah itu diterjang banjir bandang.

Tepatnya di Kelurahan Bone dan Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba serta Desa Radda, Kecamatan Baebunta.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara Muslim Muchtar mengatakan banjir terjadi akibat luapan tiga sungai besar.

Sungai Masamba, Sungai Radda, dan Sungai Rongkong.

Selain menelan korban jiwa, banjir juga mengakibatkan 15 ribu warga mengungsi.

Lantaran rumah mereka hanjut terbawa air maupun tertimbun sedimen lumpur bercampur pasir.

Data terakhir kami kurang lebih 15 ribu jiwa mengungsi,” katanya.

Menurut dia, pengungsi tersebar di beberapa tempat.

Seperti posko yang didirikan BPBD, gedung sekolah, rumah ibadah, dan rumah keluarga terdekat.

“Yang saat ini paling dibutuhkan korban adalah obat-obatan, makanan siap saji, selimut, dan tenda,” katanya. (*)

 

Pos terkait