Kumbanews.com – Kegiatan belanja barang mewah yang dilakukan rombongan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo di Amerika Serikat diketahui oleh Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin.
Ngabalin sendiri ikut dalam rombongan KKP yang berakhir dengan operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait dugaan suap izin ekspor benih lobster. Namun belakangan, Ngabalin diketahui tidak ikut ditangkap KPK.
Ngabalin menjelaskan, dirinya dan rombongan Edhy Prabowo memang terlebih dahulu ke AS, sebelum akhirnya ke Hawaii. Sebab berdasarkan kebijakan penerbangan di sana, rombongan harus terlebih dahulu masuk ke AS.
“Menurut kebijakan penerbangan AS, semua yang masuk ke Hawaii harus melalui AS untuk diswab,” kata Ngabalin di ILC TVone bertajuk ‘OTT Suap Ekspor Lobster KPK Masih Bergigi’, Selasa malam (1/12).
Selama di AS, Ngabalin yang ikut rombongan dengan status Pembina Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengaku ada waktu luang sekitar 18 jam sebelum terbang ke Hawaii berkaitan dengan agenda KKP.
“Nah di depan hotel kami itu ada toko-toko besar. Harganya mahal, saya tidak cukup uang. Apa boleh buat kami kembali ke hotel, saya tidak bisa beli. Dari toko (jam) Rolex ke hotel itu kira-kira 3 menit jalan kaki,” jelasnya.
Dalam OTT Edhy Prabowo, KPK mengamankan 17 orang yang tergabung dalam rombongan KKP. Namun dari jumlah tersebut, KPK baru menetapkan tujuh tersangka, termasuk Menteri Edhy Prabowo.
Selain menetapkan tujuh tersangka, KPK juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti ATM BNI, tas LV, tas Hermes, baju Old Navy, jam Rolex, jam Jacob n Co, tas koper Tumi dan tas koper LV, serta beberapa barang lainnya. []