Kumbanews.com – KPU akan mengumumkan pemenang Pilpres 2019 dan hasil Pileg pada 22 Mei mendatang. Dalam masa menunggu lima hari ini, pendukung masing-masing kubu termasuk honorer K2 punya berbagai harapan.
Honorer K2 pendukung Prabowo-Sandi punya pandangan berbeda. Menurut Ketua Umum ProPAS (Pro Prabowo-Sandi) K2 Indonesia Bhimma, selama Jokowi memerintah tidak akan ada honorer 35 tahun ke atas diangkat PNS. Dia lantas mengajak seluruh honorer K2 berpikir dengan akal sehat dan melihat kinerja Jokowi di periode pertama.
Jokowi dinilai tidak punya itikad baik menyelesaikan honorer K2 lewat jalur penerimaan CPNS. Dia lebih condong ke sistem kontrak. Dasar itulah yang membuat Bhimma dan kawan-kawannya memilih Prabowo-Sandi.
Bhimma justru heran mengapa pengurus inti PHK2I tidak menggunakan akal sehatnya. Sebab, bisa jadi dalam lima tahun ke depan tidak ada lagi honorer K2. Semuanya akan dialihkan ke PPPK.
“Tanda-tandanya sudah kelihatan kok, cuma teman-teman di kubu sebelah mengaburkannya. Kalau memang ikhlas jadi PPPK ya terima nasib saja,” ucapnya.
Koordinator Daerah PHK2I Pamekasan Madura Maskur dengan tegas menolak hasil KPU bila menetapkan Jokowi-Ma’ruf sebagai presiden-wapres terpilih. Dia masih punya keyakinan besar Prabowo-Sandi yang menang. Ini, klaimnya, berdasarkan data real di lapangan.
“Rakyat tahu kok, semua elite di atas berusaha memenangkan Jokowi-Ma’ruf. Segala daya upaya dilakukan agar Jokowi menang. Kalau menang dengan cara benar kami terima. Nyatanya kan kecurangan tampak nyata tapi dikubur oleh penguasa. Ketika oposisi bersuara keras langsung dibungkam,” tegasnya.
Maskur menambahkan, rakyat butuh perubahan. Dia juga heran, perolehan suara Jokowi-Ma’ruf bisa melebihi Pilpres 2014. Padahal faktanya banyak rakyat yang mengalami kesulitan selama lima tahun terakhir.
“Kami masih tetap berharap ada perubahan. Enggak punya baju baru di lebaran nanti enggak apa-apa, yang penting ada presiden baru. Itulah harapan kami,” tutupnya. (*)