Kumbanews.com – Staf khusus milenial Presiden Joko Widodo digaji besar oleh pemerintah untuk membantu untuk menelurkan kebijakan out of the box yang mengena kawula muda. Namun, pada saat negara berjibaku melawan pagebluk Covid-19, kehadiran tujuh staf khusus milenial dipertanyakan.
Teranyar, Staf Khusus Presiden bernama Adamas Belva sebatas terekam mengeluarkan kata-kata bijak untuk menyinggung pihak tertentu, yang mengkritik pemerintah dalam menangani wabah mematikan asal Wuhan, China.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing sepakat agar menginginkan staf khusus milenial itu melakukan fungsi atau tugas yang out of the box di tengah maraknya wabah Covid-19 ini.
“Memberikan pandangan-pandangan, atau gagasan atau tindakan yang nyata di tengah masyarakat,” ujarnya, Kamis (26/3).
Emrus juga menyinggung perihal gaji besar belasan staf khusus milenial tersebut. Dia berharap mereka menyumbangkan gaji yang mencapai Rp 51 juta per bulan itu untuk penanganan virus corona, sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
“Take action. Bila perlu seluruh gajinya, dana-dana yang mengalir pada dirinya tunjangan jabatan dari APBN semuanya, kalau dia dari orang kaya mengolek keuangan itu dia gunakan untuk corona,” tegasnya.
Menurutnya, bagi staf khusus milenial yang lahir dan hidup dari keluarga kaya raya bisa memberikan gaji untuk penangan corona guna membuktikan bahwa mereka bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
“Kalau dia orang kaya kan gaji segitu kecil lah, bisa disumbangkan semuanya ke dokter-dokter, tenaga medis, biar bermanfaat begitu,” tandasnya. (Rm)