Diskusi publik Double Check bertajuk “Lapangan Kerja, UMKM, dan Kemandirian Ekonomi Indonesia” yang digelar di Toety Heratu Museum, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu 21 Juni 2025/Ist
Kumbanews.com – Pemerintah sudah menyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp118 triliun dari alokasi anggaran sebesar Rp300 triliun pada tahun 2025. Angka itu menyasar 2 juta UMKM, dengan 59,9 persen digunakan untuk sektor produksi.
Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Riza Adha Damanik dalam diskusi publik Double Check bertajuk “Lapangan Kerja, UMKM, dan Kemandirian Ekonomi Indonesia” yang digelar di Toety Heratu Museum, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu 21 Juni 2025.
“Alhamdulillah tahun ini, tidak hanya kuantitasnya yang diperbesar, tapi juga kita berkepentingan seperti mendorong meningkatkan kualitas,” ungkap Riza.
Riza menguraikan, KUR memiliki beberapa indikator yang ingin dicapai pada tahun 2025, yakni menargetkan 2,4 juta debitur baru, 1,1 juta debitur gradasi. Artinya, UMKM yang naik kelas dan meningkatkan jumlah pinjaman.
Indikator yang ingin dicapai lainnya, sebanyak 60 persen dari alokasi KUR akan digunakan untuk sektor produksi, bukan hanya perdagangan. Target 60 persen alokasi KUR pada sektor produksi diharapkan dapat tercapai pada Oktober 2025.
Selain itu, Riza juga menyebutkan bahwa KUR semakin inklusif dan menyasar kepada sektor strategis, termasuk perempuan. Data menunjukkan bahwa perempuan yang mengakses KUR telah mencapai 51,7 persen pada Juni 2025.
Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan legalisasi dan sertifikasi bagi UMKM, termasuk nomor induk berusaha, sertifikasi halal, dan sertifikat produk standar nasional Indonesia (SNI).
Progres yang telah dicapai cukup baik, dengan 12,77 juta UMKM telah mendapatkan nomor induk berusaha, 6,39 juta sertifikasi halal, dan 976.729 sertifikat SNI.
Dengan begitu, pemerintah berharap, KUR dan program lainnya dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas UMKM. Termasuk menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas dan memberikan nilai tambah yang lebih baik kepada ekonomi UMKM.
“Mudah-mudahan lebih dari 60 persen (target KUR di Oktober) itu bisa memberikan optimisme kepada kita bahwa lapangan pekerjaan semakin terbuka tidak saja di sektor industri, tapi juga di sektor UMKM yang semakin berkualitas,” pungkasnya.
Sumber: RMOL