Perokok Belum Tentu Kena Serangan Jantung, Ini Jawabannya

Kumbanews.com – Genetik ternyata menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung. Misalnya, jika bapak terkena jantung di usia 40 tahun, lalu paman terkena jantung di usia 30 tahun, keturunannya juga berisiko mengalami hal yang sama.

“Kadang ada orang bilang ‘Dok, saya lihat tetangga saya merokok, umurnya 100 tahun, kenapa gak kena jantung?’. Itu berarti genetiknya bagus,” kata Kepala Cardiac Center Bethsaida Hospitals, dr Dasaad Mulijono dalam temu media di Rumah Sakit Bethsaida, Serpong, Tangerang, Kamis (6/12).

Bacaan Lainnya

1. Orang berusia di atas 35 tahun harus rutin check up

Selain menerapkan pola hidup sehat, kata Dasaad, orang berusia di atas 35 tahun juga harus rutin melakukan medical check up. Jika tampak kolesterolnya tinggi, tensi tinggi, atau gulanya tinggi, bisa ditindaklanjuti dengan CT Scan.

“Itu sebagai salah satu upaya pencegahan,”

2. Kencing manis hingga stres dapat menyebabkan penyakit jantung

Tak hanya faktor genetik, penyakit jantung juga dapat disebabkan oleh kencing manis, darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, hingga stres.

“Orang stres itu gampang kena serangan jantung dan stroke. Lalu kalau ada yang nanya si Adjie Massaid (aktor) masih muda, suka angkat besi, gak merokok, badan bagus, kok bisa kena (jantung)? Itu salah satunya juga karena genetik,” kata dia.

3. Serangan jantung harus diatasi sedini mungkin

Menurut Dasaad, serangan jantung harus diatasi sedini mungkin. Hal itu untuk mencegah penyumbatan di jantung kian meluas.

“Serangan jantung harus dilakukan tindak lanjut yaitu kateterisasi. Kita lihat sumbatannya, yang kena di mana, lalu dibuka dan dilihat ada sumbatan lain gak di tempat laim? Misal ada sumbatan 60-70 persen di tempat lain, kita betulin supaya jangan sampai terjadi serangan lagi,” kata Dasaad.

4. Sumbatan jantung di atas 60 persen harus dipasang cincin

Dia melanjutkan, kalau ada sumbatan di jantung yang lebih dari 60 persen, akan diintervensi dengan pemasangan cincin. Namun, jika di bawah 50 persen bisa diatasi dengan obat dan mengubah gaya hidup.

“Penyakit jantung gak ada stadium, tapi cacat. Misal kena serangan jantung berapa jam, udah gitu di daerah mana yang kena, nanti ketahuan luas otot yang kena dari alat USG,” kata Dasaad.

5. Otot jantung tak bisa beregenerasi

Menurut Dasaad, penanganan cepat terhadap pasien penyakit jantung diperlukan karena otot jantung tak bisa beregenerasi. Dalam jangka waktu 6 jam pasca serangan jantung, otot jantung akan mati sekitar 80 persen. Setelah 6-12 jam, otot jantung akan mati 90 persen, dan setelah 12-24 jam otot jantung akan mati hampir 100 persen.

“Orang kalau kena serangan jantung, paling baik itu pergi ke rumah sakit agar sumbatannya langsung dibuka, hasilnya lebih baik. Karena otot jantung itu gak bisa beregenerasi. Kalau dia kena sumbatan, pasiennya meninggal atau jantungnya rusak, otot jantung gak bisa mengalami regenerasi,” paparnya.

Pos terkait