Eks Kepala BIN Ungkap Duduk Perkara Ketegangan TNI vs HRS

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Mantan Kepala BIN, Sutiyoso, turut menanggapi ketegangan di tengah masyarakat yang belakangan ini terjadi, khususnya yang melibatkan Habib Rizieq Shihab.

Dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne, Sutiyoso menguraikan pokok masalah ketegangan Habib Rizieq Shihab (FPI) dengan TNI.

Bacaan Lainnya

“Kalau kita simak dari pernyataan TNI, akhir-akhir ini kan melakukan sidak ke pasukan elite, Kopassus, Marinir, Kopaska. Tapi sebelum itu, ada juga pernyataan yang sangat tegas (Panglima TNI) didampingi komandan pasukan elite plus Pangkostrad untuk menjaga persatuan dan kesatuan,” kata Sosok yang akrab disapa Bang Yos ini dikutip pada Sabtu (21/11/2020).

Bang Yos yang juga berpengalaman di Pangdam Jaya menilai, TNI memang sudah mulai menggerakkan atau menyiapkan pasukan-pasukan elite.

Termasuk dengan Kostrad yang jumlah pasukannya sangat besar, yang dianggap Sutiyoso juga sudah dipersiapkan.

Ujungnya tentu, meninggalkan kesan ke permukaan atau ke masyarakat kalau TNI memang serius menghadapi masalah bangsa.

Masalah bangsa dalam hal ini, sambung Sutiyoso, pertama soal penanganan pandemi covid-19. Menurutnya, pemerintah dinilai sudah sangat serius menanganinya, termasuk melibatkan semua kekuatan yang ada, baik dari kementerian, Pemerintah Daerah, TNI-Polri, masyarakat hingga sukarelawan.

“Sudah all aot dikerahkan. Namun tentu bukan masalah ini berarti kan,” kata Sutiyoso.

Adapun masalah bangsa lainnya adalah pasca kepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.

Kepulangan itu menimbulkan kehebohan di sana-sini, mulai dari penjemputan di bandara, maulid, pernikahan putrinya, hingga kemudian sukses mengumpulkan massa yang sangat besar.

Kaitannya dengan tupoksi TNI, lanjutnya, memang hanya tunggal, yakni soal pertahanan. Namun, mantan ketua BIN ini mengatakan sekarang belum ada tanda-tanda diserang lawan.

“Tapi memang TNI bisa diberikan tugas lain,” kata dia lagi.

Oleh sebab itu, soal pencopotan baliho Habib Rizieq oleh TNI dianggap tidak tepat menurut Sutiyoso. Sebab, hal ini justru menjadi duduk perkara pemicu stigma di masyarakat kalau yang tegang berhadapan adalah TNI.

Padahal jika pencopotan baliho tidak dilakukan TNI, stigmanya tidak demikian sekarang ini.

“Terjawab saat Kodam Jaya bersihkan baliho yang memuat gambar dari HRS. Inilah, menurut pandangan saya, padahal cukup dilakukan oleh Trantib, kalau kewalahan minta bantuan Polisi, baru TNI. Itu pun status TNI hanya sekadar bantu saja, jangan diakukan sendiri.”

“Makanya kini seolah yang berhadapan TNI vs HRS, padahal TNI ada di kelompok masyarakat kita juga,” ungkapnya. (*)

 

Pos terkait