Kadis Perindustrian Ingin Kembalikan Kekayaan Sutra di Sulsel

  • Whatsapp

Kumbanews.com — Kepala Dinas Perindustrian Sulawesi Selatan, Ahmad Akil, mengatakan baru saja melapor kepada Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, Kamis (22/5/2021). Hal tersebut terkait upaya pengembalian kekayaan sutra di Sulsel.

“Tahun lalu sudah pengadaan murbei di kehutanan beserta fasilitas lain dan rumah prodiksinya. Tahun ini rencana pengadaan mesin pemintal itu yang kami laporkan,” kata Ahmadi Akil usai menemui Plt Gubernur di rumah jabatan Wakil Gubernur.

Terkait penyampaian tersebut, Ahmad Akil menyebut Plt Gubernur memberi dukungan dengan ketentuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Pada prinsipnya beliau dikatakan jalan yang penting bermanfaat dan sesuai kebutuhan kita,” tambahnya.

Terkait rencana pengadaan mesin pemintal tersebut, Dinas Perindustrian Sulsel masih berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Hal ini sesuai dengan intruksi Andi Sudirman yang berharap agar pengadaan mesin sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Diminta untuk memerintahkan surat pernyataan dari kabupaten, apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tambahnya.

Sejauh ini, belum diketahui dua mesin tersebut akan didatangkan dari mana. Pasalnya masih sementara dalam proses lelang.

“Rencana pengadaan dua unit mesin, yakni di Kabupaten Soppeng dengan kapasitas 200 mata pintal dan Kabupaten Wajo dengan kapasitas 100 mata pemintal dengan total anggaran kurang lebih Rp5 miliar. Mesinnya dari mana tergantung pemenang lelangnya apakah dari Jerman atau China,” lanjutnya.

Dia mengatakan, selama ini upaya mengembalikan kejayaan sutra di Sulsel sudah berjalan selama dua tahun. Beberapa hal masih perlu dilakukan pembebahan.

“Dari sisi program sudah dua tahun dari 2019, 2020, 2021. Target sudah bisa jalan 2022, tapi masih ada fasilitas lain yang perlu dibangun seperti ipal karena ini agroindustri menengah mesinnya. Akan kami usulkan programnya 2022. Kapasitas building pengelola UPTD itu nanti karena perlu ilmu mengoperasikan dengan bagus,” bebernya.

Ahmad Akil juga mengatakan saat ini sutra sudah sangat jarang. Adapun yang beredar saat ini hanyalah motif-motif yang mirip sutra.

“Sutra sudah hampir tidak ada, selama ini lebih banyak vidkos. Sudah hampir tidak ada karena tidak ada bahan bakunya. Itulah tujuan kita kembalikan kejayaan sutra karena kebutuhan benang sangat basar di Sulsel saja besar, apalagi se-Indonesia. Lebih-lebih di dunia kebutuhan sangat besar,” sebutnya. (*)

Pos terkait