Foto: Sisa-sisa rumah yang terbakar akibat Kebakaran Palisades di kawasan Pacific Palisades di Los Angeles, California, AS, 10 Januari 2025. (REUTERS/David Ryder)
Kumbanews.com – Lebih dari 29.000 hektar lahan di wilayah Los Angeles hangus terbakar. Bencana ini terjadi setelah angin Santa Ana menerjang wilayah Los Angeles pada Selasa lalu.
Kebakaran terbesar terjadi di Palisades, yang dengan cepat membakar Pacific Palisades dan Malibu. Bencana ini disebut sebagai kebakaran paling merusak dalam sejarah Los Angeles.
Angin Santa Ana adalah fenomena alam yang terjadi karena kondisi geografis di wilayah barat AS. Angin tersebut menjadi sangat berbahaya jika disertai dengan kondisi iklim lain seperti kekeringan, yang meningkatkan risiko kebakaran hutan seperti yang saat ini terjadi di wilayah Los Angeles.
“Rendahnya kadar air pada vegetasi yang kita dapatkan di musim kemarau ekstrem ini menyebabkan kondisi yang sangat, sangat rentan,” kata Mark Gold, direktur solusi kelangkaan air di Natural Resources Defense Council, seperti dikutip dari NBC News.
“Dan, saat Santa Ana melanda, saat itulah mimpi buruk bagi petugas pemadam kebakaran benar-benar terjadi.”
Angin Santa Ana terbentuk di wilayah barat negara yang dikenal sebagai Great Basin (cekungan besar), yang meliputi Nevada dan sebagian wilayah Utah. Cekungan tersebut berada pada ketinggian yang lebih tinggi daripada California Selatan.
Pada bulan-bulan yang lebih dingin – biasanya September hingga Mei – udara dingin di cekungan tersebut dipaksa turun dan ke bertiup ke arah barat menuju wilayah bertekanan rendah di sepanjang pantai California Selatan. Saat udara bergerak, udara tersebut terjepit melalui celah gunung dan ngarai, menambah kecepatan dan menjadi lebih panas dan kering di sepanjang jalan.
Saat mencapai California Selatan, angin dapat bergerak dengan kecepatan 40 meter per jam, dengan hembusan yang bahkan lebih kuat.
Sumber: CNBCIndonesia