Karena itu kata dia, harus ada gerakan bersama dan keterlibatan semua pihak yakni pemerintah, lembaga agama, tenaga pendidik dan instansi kesehatan untuk menekan dan menurunkan angka stunting ini.
“Angka stunting 48% dan angka kemiskinan di Kabupaten TTS sebesar 27%. Karena itu harus dipasang target agar tahun 2021 yang akan datang angka stunting menyentuh 1 %. Ini harus jadi gerakan bersama untuk menurunkan ,” kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di depan peserta Raker bersama Bupati TTS, para tenaga kependidikan, Tenaga Kesehatan dan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten TTS di Desa Fatukoto.
Lebih lanjut Gubernur Viktor berharap agar para petugas medis dibantu lembaga lainnya harus bekerja keras memberantas masalah stunting ini. Tidak boleh kalah dengan para dukun tim doa.
“Karena itu, saya minta kepada para Kepala Desa untuk melarang agar keluarga miskin jangan lagi ada anak. Jika satu keluarga miskin tidak tambah anak lagi maka angka kemiskinan kita turun ke 18%. Saya mau dimarahi oleh siapapun, saya tidak repot,” tegas Viktor Bungtilu Laiskodat.
Gubernur Viktor juga mengharapkan para aparatur perangkat daerah melalui tupoksinya membantu mengendalikan pertumbuhan penduduk antaranya memotivasi untuk tidak melahirkan anak di luar nikah.
“Kita harus bisa kendalikan pertumbuhan penduduk dari keluarga miskin, termasuk kelahiran anak dari pasangan yang tidak sah. Saya harap lembaga gereja untuk bantu urus ini. Ini masalah kemanusiaan yang harus ditangani secara serius ,” pinta Viktor.
Dia menambahkan, jika angka stunting dan kemiskinan di Kabupaten TTS turun pasti di level provinsi juga akan turun.
Sementara itu Bupati TTS Epy Tahun mengatakan, sejak dilantik menjadi Bupati TTS, pihaknya selalu menggelar rapat-rapat dan acara pelantikan pejabat di destinasi wisata.
“Model seperti ini, ada banyak kalangan yang mengatakan Bupati cari sensasi. Tapi kami bilang anjing menggonggong kami jalan terus,” kata Epy Tahun disambut gelak tawa peserta rapat.
Menurut Bupati, menggelar acara rapat di luar atau di tempat terbuka seperti ini merupakan inovasi yang baik. “Pak Gubernur tidak pilih tempat rapat yang eksklusif. Hal ini sangat memotivasi kami,” kata Bupati.
Turut hadir dalam acara Raker bersama ini sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTT, staf ahli Gubernur, Prof. Dr. Daniel D. Kameo, Dr. David B.W. Pandie, MS; dan Dr. Imanuel Blegur, Wakil Bupati TTS, Army Konay, Ketua DPRD TTS, Unsur Forkompinda Kabupaten TTS, pegiat lingkungan, Ny. Aleta Baun dan sejumlah tamu undangan lainnya. [Ijc]