Pola Makan Tak Sehat, Ternyata Anak Muda Rentan Terserang Kanker Usus, Begini Penjelasannya

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Gaya hidup dan pola makan tak sehat rupanya dapat memicu beragam penyakit, salah satunya kanker usus. Dokter Spesialis Bedah dr. Eko Priatno, Sp.B(K)BD mengatakan, penderita kanker usus kini mulai menjangkiti anak-anak muda. “Ada perubahan gaya hidup. Pola konsumsi tinggi, misalnya junk food,” ujar Eko di Rumah Sakit Bethsaida Serpong, Tangerang, Kamis (6/12).

1. Perubahan pola makan hingga genetik jadi pemicu kanker usus besar

Bacaan Lainnya

Menurut Eko, perubahan pola makan orang Indonesia yang lebih tinggi lemak serta rendah serat menjadi salah satu penyebab peningkatan pasien kanker usus besar di usia muda. Selain itu, mengonsumsi minuman beralkohol, merokok, obesitas, kurang olahraga, dan menderita familial adenomatous polyposis (FAP) bisa jadi pemicu kanker usus besar. “Memiliki keluarga dengan riwayat menderita kanker usus besar juga dapat meningkatkan faktor risiko seseorang menderita penyakit kanker usus besar,” kata Eko.

2. Mayoritas pasien baru terdiagnosis saat stadium lanjut

Eko melanjutkan, kanker kolorektal stadium awal sering tidak menimbulkan gejala, sehingga kebanyakan pasien baru mendapatkan diagnosis saat telah mencapai stadium lanjut. Menurut dia, diagnosis yang cepat dan penatalaksanaan (terapi) yang tepat sangat dibutuhkan.

“Caranya dengan deteksi klinis pada pola buang air besar, pemeriksaan kolonoskopi untuk melihat massa pada mukosa kolon, kemudian dilakukan biopsi untuk memastikan kanker atau bukan. Bila hasil biopsi adalah kanker, maka dilanjutkan dgn CT scan abdomen dan thorax untuk menentukan staging  (seberapa jauh kanker sudah menyebar),” ungkapnya.

3. Teknik keyhole surgery jadi solusi inovatif tangani kanker usus besar

Eko menuturkan, pasien kanker usus besar dapat melakukan pengobatan dengan teknik keyhole surgery. Itu merupakan terobosan inovatif untuk penanganan kanker usus besar secara minimal invasive. Dibanding cara konvensional, teknik keyhole surgery menghasilkan sayatan minimal, proses pemulihan yang lebih cepat, serta nyeri minimal dan waktu rawat yang singkat.

“Kalau secara konvesional bisa memakan waktu 8 hari sampai 2 minggu, sementara keyhole bisa 5-6 hari. Umumnya pasien juga gak perlu ICU dan jarang transfusi darah, jadi pasien bisa cepat kembali beraktivitas,” ujarnya.

4. Kanker usus besar paling sering terjadi di dunia

Menurut Eko, kanker usus besar adalah kanker ketiga yang paling sering terjadi di dunia. Hampir 1,4 juta kasus baru didiagnosis pada tahun 2012. Berdasarkan data Globocan (IARC) tahun 2012, penderita kanker usus besar terus mengalami peningkatan seiring dengan perubahan lingkungan dan gaya hidup.

Di Indonesia, insiden penyakit ini mencapai 12,8 per 100.000 usia dewasa dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kasus kanker. “Posisi ke-3 untuk jenis kanker pada laki-laki dan posisi ke-2 pada perempuan,” tuturnya.

Pos terkait