Kumbanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan pencapaian Indonesia saat berkumpul dan berdiskusi dengan para pemimpin negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Dalam pertemuan bertajuk ASEAN Leaders Gathering di sela-sela pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (WB) Annual Meetings di Nusa Dua, Bali, Kamis 11 Oktober 2018, Jokowi menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian pemerintah dalam upaya mencapai Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Hal-hal itu, yaitu menurunnya angka kemiskinan pada satu digit menjadi 9,8% pada 2018, meningkatnya akses air bersih terhadap rumah tangga mencapai 76,74%, dan meningkatnya akses kepada pelayanan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai 77,78%.
Kemudian menurunnya angka stunting pada anak-anak menjadi 29,6% di tahun 2018 serta meningkatnya kualitas pendidikan yang inklusif dengan angka partisipasi kasar pada tingkat pendidikan dasar mencapai 108,5%.
“Tak kalah pentingnya adalah kemajuan besar dalam pembangunan infrastruktur dalam empat tahun terakhir sebagai perwujudan tujuan nomor sembilan dalam SDGs,” kata Jokowi.
Dalam pertemuan tersebut, para pimpinan ASEAN sependapat tentang pentingnya mengurangi disparitas dan jurang pembangunan di masing-masing negara anggota dan di antara negara-negara ASEAN.
Langkah itu penting untuk memastikan tidak ada satu pihak pun yang tetinggal atau no one left behind, kata Jokowi.
Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaikan beberapa hal di dalam pertemuan tersebut.
“Pertama, pentingnya mulai dipikirkan mekanisme kerja sama kawasan dan global bagi pembangunan berkelanjutan pascabencana,” ujarnya.
“Kedua, pentingnya prioritaskan SDGs dalam pembangunan nasional masing-masing negara. Ketiga, sinergi antara organisasi kawasan dan organisasi internasional, serta lembaga keuangan bagi pencapaian SDGs penting sekali artinya.”
“Terkait dengan ASEAN, penting bagi ASEAN dan PBB untuk terus mensinergikan ASEAN Community vision 2025 dengan Development Agenda 2030,” kata Jokowi.
Ia juga menyinggung salah satu tantangan pencapaian SDGs adalah pendanaan.
“Oleh karena itu, keempat, Indonesia mendorong sumber pendanaan inovatif seperti blended finance. Kelima kemajuan teknologi harus digunakan untuk pencapaian SDGs,” lanjutnya.
Sebagai penutup, Jokowi menekankan bahwa pencapaian SDGs tidak dapat dipenuhi secara isolatif oleh satu negara tanpa bekerja sama dengan negara lain.
Pencapaian tersebut memerlukan kepemimpinan global dan tanggung jawab yang dipikul bersama.