Foto: iStock
Kumbanews.com – Perampokan terbesar sepanjang sejarah Inggris pernah terjadi pada 1963. Sekelompok orang sukses merampok uang di kawasan militer. Tak tanggung-tanggung nominal uang yang raib sebesar 2-3 juta poundsterling. Nominal tersebut setara 50 juta poundsterling pada masa kini atau jika dirupiahkan mencapai Rp848 Miliar.
Aksi yang berlangsung 45 menit tersebut berjalan lancar. Para pencuri sukses merampok tanpa meninggalkan jejak satu pun. Bahkan, polisi sampai kebingungan mencari petunjuk pelaku hingga berhari-hari. Namun, aksi perampokan tersebut sukses terungkap karena hal bodoh: pelaku pamer harta.
Rampok Duit Rp848 M
Alkisah, pada 8 Agustus 1967, masinis senior James Miller menerima perintah untuk memimpin perjalanan kereta rute London-Glasglow yang sebenarnya sudah dia tempuh berulang kali.
Hanya saja, perjalanan kali ini berbeda sebab dari 12 gerbong kereta satu di antaranya berkategori High Value Packet (HVP) alias paket bernilai tinggi. Di gerbong itu terdapat 120 karung berisi uang tunai dengan total 2-3 juta poundsterling. Namun, Miller tak khawatir sebab kereta sudah sangat aman dari perampokan.
Setelah selesai persiapan, kereta pun berangkat menjelang malam. Miller pun tak sendirian. Dia ditemani seorang asisten dan belasan penjaga gerbong. Semua pun berjalan lancar. Sampai akhirnya ketika malam sudah larut dan kereta mulai meninggalkan London, hal ganjil terjadi. Pada pukul 03.00 dini hari, Miller tiba-tiba menghentikan kereta secara mendadak.
Penyebabnya dia melihat sinyal lampu berwarna merah. Tanda kereta harus berhenti. Di tengah kebingungan, Miller bergegas meminta asistennya turun. Baru satu-dua langkah, asistennya langsung disergap dan dipukul hingga bonyok.
“Karena gak ada cahaya, saya gak tau ada orang. Saya dipukul besi dan langsung pingsan berlumuran darah,” kata Whitby, dikutip dari The Great Train Robebry: The Untold Story (2013).
Setelah melumpuhkan satu petugas, orang tersebut naik ke tempat Miller. Dia pun memaksa Miller sebagai masinis untuk mengendarai kereta ke area militer yang tak jauh dari lokasi penyergapan. Saat tiba di jembatan perlintasan, kereta lantas berhenti dan 15 orang berbaju tentara datang mengerumuni gerbong HVP berisi ratusan karung uang.
Mereka membuka paksa gerbong dan mengangkut semua uang tanpa sisa ke dalam truk tentara yang sudah menunggu di bawah jembatan. Tak lupa, para petugas kereta juga diborgol. Setelah 45 menit, tepat pukul 03.45, mereka langsung kabur yang kemudian tercatat sebagai perampokan terbesar sepanjang sejarah Inggris.
Pamer Harta
Saat matahari mulai terbit, kabar perampokan baru didengar polisi dan banyak orang. Seluruh 120 karung berisi uang tunai senilai 2-3 juta poundsterling raib tanpa sisa. Total uang sebesar itu setara 50 juta poundsterling atau Rp848 Miliar pada hari ini.
Masalahnya, polisi kebingungan mencari jejak pelaku. Aksi perampokan terjadi di kawasan militer yang sangat steril. Plus, Miller melihat semua pelaku memakai seragam tentara. Semua juga berjalan rapih. Tak ada saksi mata. Tak ada pula jejak peninggalan pelaku, seperti sidik jari.
“Apa iya pelakunya tentara?,” tanya polisi kala itu, dikutip dari The Great Train Robbery and the Metropolitan Police Flying Squad (2015).
Alhasil, penyelidikan pun mandek selama berminggu-minggu. Sampai akhirnya, muncul dua petunjuk baru dalam waktu berdekatan.
Pertama, polisi berkat laporan warga mendapati mobil berkelir tentara dan karung pembungkus uang di desa terpencil. Polisi menduga ini jejak pelaku dan dari sini ditemukan juga sidik jari seseorang.
Kedua, ada beberapa orang di London yang membeli barang mahal. Masalahnya, mereka tampak seperti orang kaya baru yang buru-buru beli barang mahal usai punya uang melimpah. Apalagi, mereka juga memamerkan barang mahal itu.
Sejak saat itu, orang-orang tersebut dicurigai dan menjadi objek investigasi polisi. Singkat cerita, kecurigaan tersebut terbukti. Sidik jari satu dari sekelompok orang tersebut sama dengan sidik jari di mobil terduga pelaku.
Dari sinilah, mereka diringkus dan benar jumlah pelaku berjumlah 15 orang sesuai kesaksian masinis James Miller. Aksi perampokan ternyata didalangi oleh Bruce Raynolds, maling kelas kakap yang rutin keluar-masuk penjara.
Alhasil, pada 1964, pengadilan memutus semua pelaku hukuman berat. Raynolds sendiri dihukum 30 tahun penjara. Sedangkan sisanya 25 tahun penjara. Meski sudah ditahan, kasus ini tetap menjadi misteri sebab uang sitaan dan aset pembelian tak sesuai dengan uang pencurian. Artinya, masih ada sisa uang yang entah kemana rimbanya.
Sumber: CNBC NDONESIA